Jakarta, TAMBANG – PT Archi Indonesia Tbk (Archi) menutup tahun 2021 dengan optimisme terhadap prospek bisnis yang lebih kuat pada tahun 2022. Meski terdampak pandemi, Archi tetap mampu menjaga kesinambungan bisnisnya selama setahun ke belakang, termasuk di kegiatan eksplorasi, aktivitas pertambangan maupun penjualan pada bisnis hilir.
Keberhasilan ini didukung oleh berbagai inisiatif yang diimplementasikan Archi terkait efisiensi biaya demi meningkatkan produktivitas di masa mendatang. Secara berkelanjutan, Archi juga terus berkomitmen menciptakan keseimbangan portofolio bisnis dengan upaya tanggung jawab sosial. Hal ini tercermin dari beberapa pengakuan yang didapat dari lembaga-lembaga yang bersangkutan di Indonesia.
“Inisiatif-inisiatif yang kami lakukan tidak hanya berpotensi meningkatkan throughput penambangan dan produksi kami, namun juga berpotensi untuk memberikan efisiensi pada penggunaan bahan bakar dan mining costs secara keseluruhan,” kata Direktur Utama Archi, Ken Crichton, Rabu (22/12).
“Selain itu, jalinan kemitraan strategis baru untuk aktivitas Drill & Blast, berdasarkan riset internal kami, diharapkan dapat mendorong efisiensi biaya hingga USD 30 juta dalam periode 5 tahun mendatang,” imbuhnya.
Pada tahun 2021, Arci telah berhasil membuka pit baru yaitu pit Alaskar. Archi juga telah menyelesaikan pengembangan pit Araren tahap 5, di mana keduanya memiliki kadar emas rata-rata yang lebih tinggi.
Kedua pit tersebut, kata Ken akan diproyeksikan menjadi kontributor terbesar cadangan bijih emas untuk diolah pada tahun 2022 maupun di tahun-tahun mendatang. Selain itu, berbagai inisiatif efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas juga terus dilakukan Archi, di antaranya penambahan armada tambang (mining fleets) yang mencakup 18 truk berkapasitas 100-ton dan 2 ekskavator berkapasitas 120-ton.
“Pada tahun 2021, Arci juga merampungkan perjanjian pergantian kontraktor penambangan untuk aktivitas drill and blast dari yang sebelumnya PSI dan Orica menjadi Hanwa dan DNX, di mana pergantian ini diharapkan dapat memberikan penghematan biaya penambangan (mining costs) secara berkelanjutan di tahun-tahun mendatang,” paparnya.
Progres selanjutnya adalah penyelesaian proyek pengembangan kapasitas pabrik pengolahan emas sebesar 3,6 metrik ton per tahun (mtpa) pada akhir tahun 2020 menjadi 4,0 mtpa pada akhir tahun 2021. Perseroan menargetkan untuk kembali meningkatkan kapasitas pabrik tersebut pada tahun 2022 menuju 4,8 mtpa.
“Peningkatan kapasitas pabrik ini mencerminkan komitmen Archi dalam melaksanakan rencana bisnisnya yang telah disampaikan sejak masa Penawaran Umum Perdana (“IPO”) pada pertengahan tahun 2021 lalu, yakni untuk dapat meningkatkan volume produksi tahunan Archi dan membawa pertumbuhan bisnis yang positif untuk jangka panjang,” jelasnya.
Untuk kegiatan eksplorasi, saat ini Archi tengah melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk persiapan pembangunan wilayah operasional yang baru di Koridor Barat. Pembangunan infrastruktur tersebut, kata Ken akan mempercepat kegiatan eksplorasi Archi sehingga berpotensi menemukan tambahan sumber daya mineral dan cadangan bijih yang signifikan yang diharapkan akan terjadi pada tahun 2023.
“Sehingga proses penambangan di Koridor Barat mulai dapat dilakukan pada tahun 2024. Hingga kini, Archi baru melakukan eksplorasi dan penambangan emas sebesar 15% dari total area konsesinya seluas 40.000 hektar, terutama di area Koridor Timur,” pungkasnya.