Jakarta, TAMBANG – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melalui International Strategic Partnership Centre (ISPC) bekerja sama dengan Swedia mengembangkan proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Kegiatan ini,bertujuan untuk menjembatani perusahaan Indonesia dan Swedia dalam memberikan solusi terkait tantangan energi yang dihadapi Indonesia.
Kerja sama itu akan terjalin melalui Program The Business Accelerator Program Indonesia (BAPI) 2019. Dimana sejak 2015, BAPI telah menjadi wadah bagi Indonesia dan Swedia untuk mengembangkan peluang bisnis di bidang energi terbarukan dan konservasi energi.
Dalam hal ini, Swedish Energy Agency membawa tujuh perusahaan yang bergerak di bidang konservasi energi untuk bertemu dengan pengusaha-pengusaha Indonesia. Perusahaan tersebut yaitu Climacheck, Comsys, Dlaboratory, Grundels, Hughes, Frico, dan Unipower.
Perwakilan dari Badan Energi Swedia, Paul Westin mengatakan, Swedia telah memulai pemanfaatan energi terbarukanlebih awal. Swedia memahami masifnya pengurangan sumber daya alam akan menjadi konfrontasi di tahun 1960. Dan selama krisis minyak pada1970-1980, Swedia melakukan usaha besar untuk mencari sumber energi baru.
Swedia berhasil menggabungkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tinggi dengan emisi karbon rendah. Swedia mampu mencapai energi berkelanjutan dengan tetap mempertahankan biaya kompetitif.
“Poin utama dari perjanjian kerja sama antara negara-negara kita adalah untuk memperkuat pertukaran pengetahuan dan meningkatkan bisnis pada efisiensi dan konservasi energi, solusi smart grid, serta pengembangan kapasitas dan penelitian dan pengembangan mengenai energi terbarukan, misalnya masalah pengelolaan limbah, “ungkap Paul Westin, di Gedung Apindo, Rabu (10/4).
Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Surya Dharma mengungkapkan kerjasama Indonesia Swedia telah terjalin sejak 2015. Dengan kerjasama ini Surya berharap berbagai sektor baik Government-to-Government (G2G) dan Peer-to-Peer (P2P) ditingkatkan termasuk dengan Swedia. Sebab target bauran EBT Indonesia mencapai 23 persen pada tahun 2025 mendatang, masih jauh.
“Karena itu mereka bawa perusahaan dari Swedia, kita harapkan akan terjadi satu komunikasi, memang belum tentu hari ini tapi paling tidak sudah dimulai, nanti dengan teknologi yang mereka miliki dan pengalaman yang mereka miliki bisa ditransfer,” ungkap surya.