Jakarta – TAMBANG. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mewacanakan pembentukan organisasi negara-negara pengekspor batu bara, semacam Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang telah ada untuk komoditas minyak. Kartel lintas bangsa ini diperlukan sebagai langkah pengendalian produksi untuk meningkatkan harga batu bara yang kian terpuruk.
Ketua Umum APBI, Bob Kamandanu, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah meminta izin pemerintah untuk melakukan kesepakatn bisnis bersifat kartel, dengan perusahaan maupun asosiasi batu bara lain di dalam dan di luar negeri.
“Tahun depan, kami akan memulai pembicaraan dengan asosiasi batubara di Australia dan negara batu bara lainnya. Nantinya akan dibicarakan mengenai angka produksi dan kesepakatan lainnya, demi menjaga harga batubara yang terus melemah,” ujar Bob di Jakarta, Jumat (5/12).
Ia memprediksi bahwa harga batu bara dunia (Newcastle Index) tahun depan masih akan berada di kisaran US$ 67 – 70 per ton. Padahal, rata-rata harga batu bara dunia tahun ini ada di angka US$ 74 per ton.
“Untuk bisa menjaga harga batu bara tahun depan, harus ada upaya konsolidasi seperti kartel dengan berkomunikasi dengan negara-negara pengekspor batubara seperti Australia. Cuma, kami belum tahu apakah mereka mau menurunkan produksi dan ekspor batubaranya,” tutur Bob.
Di dalam tubuh asosiasinya sendiri, Bob memastikan produksi dan ekspor batu bara akan ditahan untuk menjaga agar harganya tak semakin melorot. Ia pun mendukung rencana pemerintah yang akan menahan laju produksi batubara nasional 2015 sebesar 420 juta ton. Bahkan secara pribadi ia tak keberatan bila pemangkasan dilakukan lebih jauh, selama pengusaha diberikan bentuk kompensasi.
“Kalau perlu produksi batubara harus dipangkas secara signifikan sebesar 100 juta. Tapi Pemerintah juga harus sedikit melonggarkan aturan ekspor dan lain-lain agar pengusaha juga tidak berdarah-darah karena anjloknya harga,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar memastikan akan melakukan pengetatan kegiatan produksi dan ekspor batubara Indonesia. Selain untuk menjaga harga jual, upaya pengetatan juga dimaksudkan untuk menjaga cadangan batubara nasional.