Jakarta, TAMBANG – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) tak yakin soal peningkatan volume ekspor batu bara bisa terealisasi. Pasalnya, waktu yang diberikan terlalu singkat.
Hal ini disampaikan berkenaan rencana Kementerian ESDM yang akan menambah volume ekspor, hingga 100 juta ton sampai akhir tahun.
“Rencana tersebut positif untuk membantu neraca transaksi berjalan kita yang defisitnya makin melebar, cuma tantangannya apakah perusahaan-perusahaan bisa memanfaatkan oportunity tersebut dalam waktu singkat di sisa tahun ini,” ungkap Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia kepada tambang.co.id, Kamis (16/8).
Sejauh ini dari rencana 100 juta ton, Menteri ESDM telah menandatangani persetujuan tambahan awal sebesar 25 juta ton. Penambahan ini diharapkan akan menambah devisa negara hingga USD 1,5 miliar.
“Dari 100 juta ton rencana tambahan produksi batu bara, saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang mengajukan penambahan produksi total 25 juta ton, dan telah disetujui. Persetujuan sudah ditandatangan Menteri ESDM. Harga batu bara saat ini baik untuk meningkatkan devisa,” tutur Kepala Biro Komunikasi, Layanan dan Informasi Publik Kementerian ESDM, Agung pribadi.
Untuk diketahui, realisasi produksi batu bara nasional tahun 2017 sebesar 461 juta ton, naik dari target 413 juta ton. Tahun ini, rencana produksi mencapai 485 juta ton. Kalau ditambah 100 juta ton, maka tahun ini produksi batu bara nasional akan mencapai 495 juta ton.