Jakarta,TAMBANG-Perusahaan tambang plat merah dengan aneka produk tambang PT Aneka Tambang,tbk (ANTAM) tengah siap masuk ke bisnis emas fisik digital. Pedagangan emas fisik digital ini akan dilaksanakan di Bursa Komoditi Berjangka. Bisnis baru tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian target penjualan emas Perseroan di tahun ini.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan rencana penambahan kegiatan usaha tersebut akan dimohonkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 8 Mei mendatang. “Rencana penambahan kegiatan usaha dalam rangka memenuhi ketentuan pencatatan bisnis emas fisik digital di bursa berjangka di bawah pengawasan Bappebti telah memeroleh kajian kelayakan dari pihak independen,”demikian diterangkan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa, Selasa (2/4).
Jika nanti para pemegang saham merestui maka jasa dan layanan bisnis emas fisik digital Antam akan dapat dicatatkan di bursa berjangka di bawah pengawasan Bappebti.
Hal ini tentu akan membuat penjualan produk emas logam mulia berkembang dengan mengedepankan mekanisme transaksi penjualan dan buyback emas, serta layanan titip simpan emas yang dapat dilakukan secara online. Lewat berbagai sarana tersebut investasi produk logam mulia menjadi lebih fleksibel dan mudah dijangkau konsumen seluruh Indonesia. Lebih lagi bisnis baru ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target penjualan ANTM pada 2024.
“Dengan pelaksanaan bisnis emas fisik digital yang tercatat di bursa berjangka akan menjadi pilihan investasi yang menawarkan imbal hasil yang positif, serta pertumbuhan penghasilan investasi,” lanjut manajemen.
Manajemen Antam juga sudah menghitung bahwa penambahan bisnis emas fisik digital ini akan mempengaruhi perolehan laba rugi perseroan dalam lima tahun ke depan. Nilai penjualan ANTM dari bisnis ini diproyeksikan mencapai Rp 521,76 miliar pada tahun ini, dan naik menjadi Rp 854,14 miliar di tahun depan, serta meningkat menjadi Rp 998,39 miliar pada 2026. Lalu akan bertambah menjadi Rp 1,21 triliun pada 2027, dan kembali meningkat menjadi Rp 1,46 triliun pada 2028.
ANTM juga diperkirakan akan mengantongi laba bersih Rp 12,25 miliar dari bisnis baru ini di 2024. Selanjutnya akan meningkat hampir dua kali lipat menjadi Rp 21,84 miliar di tahun berikutnya, serta menjadi Rp 26,09 miliar pada 2026, dan naik menjadi Rp 31,81 miliar di 2027, serta bertambah menjadi Rp 41,11 miliar pada 2028.