Beranda Batubara Angkutan Batu Bara Kini Terpaksa Bawa Muatan Lain

Angkutan Batu Bara Kini Terpaksa Bawa Muatan Lain

Jakarta-TAMBANG. Kejatuhan harga batu bara yang belum mengalami perbaikan turut mempengaruhi industri angkutan kapal batu bara seperti tongkang dan vessel. Kini banyak perusahaan kalang kabut lantaran banyak kapal mereka terpaksa menganggur. Jika pun bisa beroperasi si pemilik kapal harus perang harga agar dapat pelanggan.

 

Direktur Utama PT Satria Laut Perkasa, Budi Setiawan mengatakan, ketika harga batu bara masih bagus, sebuah perusahaan batu bara dapat menentukkan tarif angkutan pergi dengan muatan penuh namun pulang tanpa muatan. Namun saat ini, penghitungan tarif seperti itu tidak bisa lagi digunakan karena tariff angkutan juga semakin tertekan.

 

Itulah mengapa menurut Budi, kebanyakan perusahaan angkutan kini rela mengubah strategi bisnis lain dengan mengangkut muatan non batu bara seperti semen, pasir, batu split, dan pipa migas. Namun semua jenis angkutan itu tidak bisa dibandingkan dengan batu bara yang harganya saat ini masih lebih tinggi dibandingkan muatan lain.

 

“Kalau dihitung yang paling menguntungkan hanya batu bara, muatan yang lain malah rugi, misalnya pasir, komoditi itu kan murah, jadi hanya bisa dipakai untuk kargo balik dari pada kosong,” kata Budi kepada Majalah TAMBANG, Kamis (21/5).

 

Menurut Budi hampir semua perusahaan angkutan laut batu bara melakukan hal serupa, baik yang memiliki kontrak jangka panjang ataupun yang hanya mengandalkan pasar spot. Perusahaan kontrak jangka panjang apalagi yang memiliki kontrak dengan PLN akan lebih memiliki cenderung lebih bisa bertahan ketimbang perusahaan yang hanya mengandalkan pasar spot.

 

“Rata-rata melakukan hal sama karena tidak ada pilihan.”

 

Saat ini harga tarif angkutan batu bara berkisar Rp 110 ribu per ton. Jumlah itu jauh menurun dibandingkan ketika harga batu bara masih tinggi. Perusahaan jasa angkutan pun sekarang hanya bisa mendapatkan margin maksimal 10%, jauh lebih rendah ketika era kejayaan batu bara masih berlangsung. Mendapatkan margin 30% bukanlah perkara yang sulit.