Beijing – TAMBANG. PT Huadian Bukit Asam Power, anak usaha PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dengan China Huadian Corporation, mendapat pinjaman dari Bank Ekspor-Impor Cina (CEXIM) untuk pembangunan PLTU mulut tambang. PLTU Sumsel 8 (Bangko Tengah) berkapasitas 2 x 620 megawatt (MW) tersebut akan mengambil pasokan batu bara dari tambang PTBA di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Penandatanganan kesepakatan pinjaman senilai US$ 1,2 miliar tersebut ditandandatangani di Beijing, Jumat (27/3). Dokumen perjanjian ditandatangani oleh Direktur Utama PTBA, Milawarma; Vice President Director China Huadian Corporation, Ren Shuhui; serta pimpinan Bank CEXIM.
Acara ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian agenda Indonesia – China Economic Cooperation Forum. Delegasi Indonesia yang bertandang ke Tiongkok dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, didampingi sejumlah menteri, serta perwakilan pengusaha tanah air.
“Perjanjian pinjaman untuk pendanaan PLTU di Mulut Tambang terbesar di Indonesia itu berlaku untuk masa 10 tahun, di luar masa tenggang selama 45 bulan masa kontruksi proyek,” jelas Joko Pramono, Sekeretaris Perusahaan PTBA dalam keterangan resminya, Jumat (27/3).
Proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 itu sebenarnya diperkirakan akan menelan biaya hampir US$ 1,59 miliar. Sehingga, pinjaman dari Bank CEXIM ini hanya akan menutup sebagian kebutuhan dana. PTBA sebagai pemegang 45% saham Huadian Bukit Asam Power harus ikut merogoh kocek sedalam US$ 180 juta. Sementara rekanan pemegang saham mayoritasnya, China Huadian, akan menyetor US$ 210 juta.
Penandatanganan kesepakatan pinjaman ini pun akan memberi kepastian bagi proyek pembangkit swasta (Independent Power Producer / IPP), untuk memulai konstruksi pada awal tahun 2016 mendatang. Proyek ini dijadualkan mulai beroperasi pertengahan tahun 2019, bersamaan dengan dengan rampungnya proyek PLN untuk membangun jaringan transmisi Jawa – Sumatera.
Untuk pasokan batu bara telah disepakati jumlahnya sebanyak 5,4 juta ton per tahun, selama 25 tahun. PTBA sendiri sudah mengalokasikan 150 juta ton batu bara dengan kalori 4.200 kcal/kg GAR, dari lokasi tambang PTBA di Banko Tengah, Tanjung Enim.
Sementara itu, PLN pun sudah menyepakati pembelian listrik yang nantinaya akan dihasilkan dari PLTU Mulut Tambang Bangko Tengah ini , selama 25 tahun.
“Penandatangan kesepakatan pinjaman ini merupakan bagian dari program transformasi bisnis PTBA, dari sebelumnya sebagai produsen batubara menjadi perusahaan energi, di antaranya dengan pembangunan PLTU Mulut Tambang,” Joko Pramono menambahkan.
Selain PLTU Sumsel 8, PTBA saat ini sudah menyelesaikan pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari 2 x 110 MW di Lahat, Sumatera Selatan yang dijadualkan terkoneksi dengan jaringan PLN pada triwulan kedua tahun ini.
Kemudian, ada pula proyek PLTU Mulut Tambang Peranap 1.000 – 1.200 MW di Indragiri Hulu, Riau, yang sedang digarap PTBA bersama PLN dan Tenaga Berhad dari Malaysia. Proyek itu kini sedang menyelesaikan tahapan kajian kelayakan.
“Selain itu PTBA juga telah melakukan kerjasama untuk pembangunan PLTU Inalum 1.000 MW -1.200 di Sumatera Utara, di samping beberapa proyek PLTU lainnya,” pungkas Joko.