Jakarta,TAMBANG,- Satu lagi perusahaan tambang yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kali ini anak usaha raksasa tambang batu bara PT Adaro Energy,Tbk (ADRO) yakni PT Adaro Minerals Indonesia. Untuk kepentingan itu, pihak perusahan telah menyampaikan prospektus pada Kamis, (9/12/2021).
Di sana dijelaskan bahwa perusahaan tambang batu bara ini akan merilis kurang lebih 6,04 miliar saham atau sekitar 15% dari total modal setelah IPO. Harga yang ditawarkan mencapai Rp 100 hingga Rp 125 per saham sehingga total dana yang diraih mencapai Rp 756,07 miliar.
Masa penawaran awal akan dilakukan pada 9 sampai 16 Desember 2021. Perkiraan tanggal efektif pada 22 Desember 2021. Masa penawaran umum pada 24 sampai 28 Desember 2021 dan pencatatan di BEI pada 30 Desember 2021. Sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO tersebut telah ditunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia. Sementara penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Untuk diketahui Adaro Minerals merupakan anak usaha PT Adaro Energy dengan kepemilikan 81,76%. Selain Adaro Energy, pemilik saham lainnya adalah PT Adaro Mining Technologies dan PT Alam Tri Abadi dengan kepemilikan masing-masing 10,54% dan 7,7%.
Perusahaan ini didirikan pada 2007 dengan nama PT Jasapower Indonesia. Pada 2021, perseroan melalui PT Alam Tri Daya Indonesia merampungkan akuisisi 99% kepemilikan PT Lahai Coal, Maruwai Coal, PT Sumber Barito Coal, PT Kalteng Coal dan PT Juloi Coal dan berubah nama menjadi Adaro Minerals. Aset ini dulunya milik BHP Biliton yang ada di Kalimantan Tengah. Kegiatan utama Adaro Minerals adalah pertambangan batu bara metalurgi
Dana hasil IPO sekitar 60% akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada anak usaha, yaitu PT Maruwai Coal (MC) untuk perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara dan infrastruktur pendukung. Ini akan menopang kinerja perusahaan yang produksi batu baranya terus meningkat. Juga biaya eksplorasi untuk pengembangan teknik penambangan di Lampunut untuk periode 2022 hingga 2023.
Sementara sisanya akan digunakan untuk membayar kembali sebagian pokok pinjaman dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Sampai Agustus 2021, jumlah utang Adaro Minerals terhadap Adaro Energy mencapai US$ 186,9 juta. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 16 Agustus 2026.