Jakarta – TAMBANG. PT Adaro Energy Tbk. akan mengakuisisi seluruh saham BHP Billiton di PT IndoMet Coal (IMC) senilai US$120 juta dengan menggunakan dana internal perseroan. Nilai transaksinya sendiri mencapai US$120 juta.
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir menyatakan pihaknya memiliki kemampuan pendanaan yang kuat. Namun pihaknya juga harus berpikir efisien dan antisipatif mengingat gejolak industry tambang batu bara yang naik turun.
Sebelumnya perseroan mempunyai 25% saham di BHP, sehingga nilai US$120 juta tersebut adalah untuk membeli 75% sisa saham. Nantinya saham yang dibeli ini juga termasuk pengambilalihan seluruh BHP Mineral Holdings Pty Ltd dan BHP Minerals Asia Pasific Pty Ltd pada Maruwai Coal, PT Juloi Coal, PT Kalteng Coal, Sumber Barito Coal. Lahai Coal, PT Ratah Coal dan PT Pari Coal.
Alasan BHP melepaskan seluruh sahamnya di Indonesia adalah dikarenakan kondisi pertambangan dunia saat ini telah memaksa perusahaan-perusahaan besar untuk lebih fokus pada aset-asetnya yang ada negeri mereka sendiri.
Selain itu, untuk memiliki 100% saham IMC adalah merupakan kesempatam langka. Selain memiliki tujuh anak perusahaan berlisensi Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), jenis batu bara yang dimiliki pun merupakan coking coal yang berkalori sangat tinggi dan dipakai untuk industri logam.
Perseroan saat ini masih menyiapkan dana untuk akuisisi tersebut. Sehingga, belum ada anggaran untuk pengembangan proyek-proyek IMC ke depan.
Per 31 Maret 2016, posisi kas dan setara kas Adaro tercatat sebesar US$709,4 juta. Jumlah tersebut naik tipis 0,99% dari US$702,45 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun kas Adaro dalam dolar AS paling banyak disimpan di PT Bank OCBC NISP Tbk sebesar US$393,34 juta. Jumlah itu diikuti simpanan dolar AS di PT CIMB Niaga Tbk sebesar US$100,42 juta.