Beranda Korporasi Calon Pembeli Saham Newmont Belum Penuhi Kriteria

Calon Pembeli Saham Newmont Belum Penuhi Kriteria

Jakarta-TAMBANG. Gonjang-ganjing rencana pembelian saham tambang PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) makin santer terdengar. Selain Arifin Panigoro pendiri PT Medco Energi Internasional (Tbk), belakangan bos dari PT Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono juga mulai terdengar tertarik untuk ikut kuasai saham perusahaan PT NNT.

 

Terletak di sebelah barat daya pulau Sumbawa, di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi NTB, Indonesia. PT Newmont Nusa Tenggara beroperasi berdasarkan Kontrak Karya yang ditandatangani pada 2 Desember 1986. Kemudian di 1990, PT NNT menemukan cebakan tembaga porfiri yang kemudian diberi nama Batu Hijau.

 

Setelah melalui pengkajian teknis dan lingkungan selama enam tahun, PT NNT di 1997 melaksanakan pembangunan Proyek Batu Hijau dimulai. Proyek dengan total biaya sebesar US$ 1,8 M ini selesai pada 1999. PT NNT mulai beroperasi penuh pada Maret 2000.

 

PT NNT sendiri akan beroperasi hingga 2038 yang diakhiri dengan penutupan tambang. Sepanjang 2015 ini, PT NNT memiliki target produksi  Tembaga  210 sampai 230 juta pon (Mlbs), sedangkan Emas ditargetkan  640 -690 ribu ons (Koz).

 

Menurut Kepala Departemen Komunikasi PT NNT, Rubi Purnomo, di kuartal tiga ini PT NNT telah berhasil meningkatkan produksi Tembaga sebesar 147 Mlbs dan Emas 216 Koz, dibandingkan dengan hasil produksi di kuartal kedua, dengan komposisi Tembaga 125 Mbls dan Emas 181 Koz.

 

Terkait dengan tersiarnya kabar soal rencana duo pengusaha Indonesia yang berminat menguasai saham PT NNT, Rubi mengaku dirinya tidak dapat berkomentar soal hal tersebut. Menurut dia, dirinya tidak memiliki kewenangan untuk memberikan komentar lebih dalam soal isu penguasaan saham.

 

“Fokus kita saat ini, termasuk para pemegang saham, adalah untuk tetap melaksanakan operasi tambang yang aman dan bertanggung jawab,” ucapnya.

 

Perlu diketahui, komposisi kepemilikan saham PT NNT hingga saat ini adalah 56% sahamnya telah dikuasai Nusa Tenggara Partnership B.V,  sedangkan 24% dimiliki PT Multi Daerah Bersaing dan 17,8% PT Pukuafu Indah,  sisa sahamnya sebesar 2,2% dipegang oleh PT Indonesia Masbaga Investama.

 

Sebelumnya terkait dengan rencana penguasaan saham PT NNT, Juru Bicara Newmont Mining Corporation (NMC), Omar Jabara, mengaku kalau sampai saat ini pihaknya telah menerima banyak proposal dari para peminat untuk beli aset-aset Newmont, termasuk saham Batu Hijau. Mungkin saja Newmont mempertimbangkan proposal-proposal tersebut. Akan tetapi, kata Omar Jabara, sampai sekarang masih belum ada yang memenuhi kriteria yang memenuhi syarat.