Beranda ENERGI Migas Menteri ESDM: Banyak Kebijakan Strategis Terganjal Pemburu Rente

Menteri ESDM: Banyak Kebijakan Strategis Terganjal Pemburu Rente

Pemerintah terus berupaya untuk meminimalisir peran para pemburu rente di sektor energi. Salah satu yang menghambat pembangunan kilang menurut Menteri ESDM Sudirman Said karena kepentingan pemburu rente.  

 

Jakarta-TAMBANG. Menteri ESDM Sudirman Said dalam konferensi pers kembali mengatakan adanya kepentingan tertentu yang menghambat pengambilan kebijakan strategis. Akibatnya banyak keputusan strategis yang harus ditunda bahkan dibatalkan. Menteri pun menyebutkan berlarutnya kilang dan berhenti beroperasinya kilang TPPI sebagai salah satu contohnya.

Seperti diketahui kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) baru saja kembali beroperasi setelah sempat berhenti. Padahal kembali beroperasinya kilang ini akan menghemat devisa negara. Tidak tanggung-tanggung total penghematan devisa negara dari BBM dan LPG yang berasal dari TPPI hingga US$2,2 miliar.

Bahkan lebih lagi pengoperasian TPPI juga memberi dampak positif terhadap investasi, ketenagakerjaan, dan multiplier effect lainnya.

Kilang TPPI ini selama delapan tahun berhenti beroperasi dan tidak mendapat kepastian akan dikemanakan. Baru sekarang lewat empat kali rapat kabinet terbatas dilanjutkan dengan rapat di kantor Menko sampai rapat di kantor Wapres ada keputusan. Dan sejak saat itulah persiapan pengambilalihan pun mulai disusun. “Oktober sudah mulai beroperasi dibawah kendali Pertamina dan kemarin November diresmikan,”tambah Sudirman.

Menurut Menteri Sudirman keputusan mengenai TPPI sebetulnya keputusan yang mudah yang asal ada kemauan. Namun semua itu terganjal karena masih kuatnya kepentingan lain yang dalam bahasa Menteri ESDM sebagai pemburu rente, akhirnya selama sekian tahun tidak ada keputusan.
Oleh karenanya menurut Mantan Dirut Pindad ini, kelurusan pemimpin negara, keteguhan Kementrian ESDM sebagai penanggung jawab sektor dan juga kekompakan dari seluruh tim yang mengelola sektor ini serta dukungan dari Kementerian Keuangan dan BUMN semuanya bisa berjalan.
Untuk diketahui bersama kilang TPPI dan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap ditambah pengoperasian kilang-kilang akan menghemat devisa senilai US$15,84 juta per hari atau sekitar Rp214 miliar. “Keputusan seperti ini seharusnya akan baik diambil di masa ketika kita tidak sesulit ini, tetapi pengaruh dari orang-orang yang punya kepentingan sempit itu membuat keputusan seperti ini tidak dilakukan. Banyak keputusan yang mudah sebetulnya, tetapi karena kemudian ada vested interest tidak diambil,”katanya.