Beranda ENERGI Migas Sampai Juni, Lifting Minyak 763.600 Barel Per Hari

Sampai Juni, Lifting Minyak 763.600 Barel Per Hari

Jakarta-TAMBANG.Sampai dengan paruh pertama 2015, lifting minyak bumi Indonesia mencapai 763.600 barel per hari. Pencapaian ini masih jauh dari yang ditargetkan dalam APBN-P sebesar 825.000 barel per hari. Kemudian lifting gas bumi tercatat sebesar 6.587 juta kaki kubik per hari. Atau 96,4% dari target yang ditetapkan yakni sebesar 7.079 juta kaki kubik per hari. Secara keseluruhan lifting minyak dan gas bumi sebesar sebesar 1,94 juta barel setara minyak per hari atau 94,8 persen dari target sebanyak 2,045 juta barel setara minyak per hari.

 

Kepala Satuan Kerja  Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengapresiasi kinerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) yang berhasil mencapai target produksi yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B). Dia pun mendorong Kontraktor KKS yang belum mencapai target untuk meningkatkan kinerjanya.

 

Menurut Amien peningkatan produksi Lapangan Banyu Urip menjadi tumpuan pencapaian produksi minyak bumi nasional. Pada Januari, rata-rata produksi lapangan ini diangka 40.179 barel per hari. Per Juni produksi berada diangka 83.534 barel per hari. Mulai Agustus produksi meningkat menjadi 149.000 barel per hari, dan terus meningkat hingga 205.000 barel per hari pada Desember 2015.

 

“Diproyeksikan rata-rata produksi minyak tahun 2015 sebesar 826.400 barel per hari atau melebihi target APBN-P,” kata dia. Untuk gas bumi, produksi hingga akhir tahun cenderung tetap. “SKK Migas berusaha meminimalisir terhentinya produksi tidak terencana (unplanned shutdown),” katanya.

 

Semester I, Sektor migas sumbang Rp.92,5 triliun

Dari sisi penerimaan negara, sepanjang Semester I tahun 2015, sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) mencatat penerimaan sebesar US$7 miliar atau sekitar Rp92,5 triliun. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun 2015, sektor hulu migas ditargetkan berkontribusi sebesar US$14,99 miliar atau sekitar Rp198 triliun.

 

“Kami optimis target tersebut masih bisa tercapai,” kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi di Jakarta, Rabu (8/7).

 

Sedangkan untuk pemanfaatan komponen dalam negeri sampai Juni 2015 telah mencapai 67,71%. Prosentase ini disumbang oleh belanja barang dan jasa sebesar US$2,24 miliar, nilai TKDN sebesar US$1,42 miliar. Untuk jasa persentase TKDN sebesar 72,75 persen. Dari belanja US$1,39 miliar, nilai TKDN mencapai US$944 juta. Sedangkan untuk barang persentasenya 59,61 persen. Dari US$856 juta belanja barang, nilai TKDN sebesar US$482 juta.

 

Amien juga menyoroti rendahnya realisasi program survei dan pengeboran, khususnya untuk kegiatan eksplorasi. Dari rencana survei seismik sebanyak 46 kegiatan, terealisasi 12 kegiatan atau 26 persen. Bahkan, untuk program pengeboran eksplorasi dari rencana 157 sumur baru terealisasi 26 sumur atau 17 persen.

 

Kendala terbesar untuk realisasi kegiatan ini adalah perizinan dan pembebasan lahan. SKK Migas berharap dukungan seluruh pihak untuk mendorong terealisasinya kegiatan eksplorasi yang sudah diprogramkan.

“Minimnya kegiatan eksplorasi ini akan berdampak pada rendahnya penemuan cadangan baru dan kesinambungan produksi di tahun-tahun mendatang,” terang Amien.