Nunukan – TAMBANG. Investor Cina dikabarkan berminat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di kawasan Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia. Selain memenuhi kebutuhan penduduk di Kabupaten Nunukan, kapasitas produksi listrik yang cukup besar juga memungkinkan ekspor ke negara tetangga.
“Kita akan mendapatkan investasi bidang kelistrikan khususnya PLTA asal Tiongkok dengan kapasitas yang cukup besar,” ujar Ambros Tukan, Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nunukan, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (10/12).
Dalam artikel tersebut disebutkan ada dua PLTA yang akan didirikan di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Kapasitas totalnya mencapai 1.100 megawatt (MW). Kedua PLTA tersebut masing-masing akan dibangun di Kecamatan Sembakung (500 MW) dan Kecamatan Lumbis (600 MW).
Kedua lokasi tersebut dipilih karena dialiri sungai besar dengan kondisi arus air yang cukup tinggi. Karenanya, Ambros meyakinkan bahwa pelayanan listrik tak akan lagi tersendat, seperti yang terjadi saat ini dengan sering terjadinya pemadaman. Dengan kapasitas yang besar itu, kedua PLTA nantinya bisa melistriki tujuh kecamatan di Nunukan, antara lain Sembakung, Sembakung Atulai, Lumbis, Lumbis Ogong, Tulin Onsoi, dan Sebuku. Menurutnya, kemungkinan besar masih ada kelebihan listrik untuk dijual ke negara tetangga.
Namun demikian, catatan Majalah TAMBANG menunjukkan hal yang berbeda. Hanya ada satu nama investor, dengan nama proyek PLTA Sembakung. Pembangkit ini memanfaatkan aliran Sungai Sembakung, tapi lokasinya memang terletak di Kecamatan Lumbis Ongong. Sampai saat ini, Kementerian ESDM tidak pernah merilis informasi proyek bernama PLTA Lumbis.
PLTA Sembakung merupakan proyek PT Hanergy Power Indonesia, anak usaha Hanergy Holding Group yang bermarkas di Beijing, Cina. Nota kesepahaman proyek PLTA Sembakung antara Hanergy dengan Pemkab Nunukan telah ditandatangani tanggal 14 Nopember 2014. Xiang Zhigang, Presiden Direktur Hanergy, berujar bahwa pada tahap awal kapasitasnya akan mencapai 500 WM. Menurut rencana, pembangkit itu bisa mulai beroperasi tahun 2022.
Sejak Januari 2014, memang Hanergy sudah menyatakan minat berinvestasi di Lumbis Ongong, Nunukan. Ketika itu investasi senilai Rp20 triliun dinyatakan siap digelontorkan untuk pembangunan PLTA berkapasitas 600 MW. Selain itu, Hanergy juga mengaku akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter bauksit dengan memanfaatkan listrik dari PLTA tersebut.