Jakarta, TAMBANG – PT Perta Arun Gas, anak usaha PT Pertamina Gas (Pertagas) di bisnis regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG) dan operator fasilitas kilang LNG Arun menargetkan peningkatan laba bersih lebih dari USD2 juta pada 2018 dari pencapaian tahun 2017 sebesar USD24,59 juta.
Budiyana, Direktur Operasi dan Teknik Perta Arun Gas, mengatakan, peningkatan laba bersih pada tahun ini berasal dari proyeksi penambahan pengolahan gas seiring dengan rencana pengembangan fasilitas kilang LNG Arun. Penambahan fasilitas pengolahan rencananya dilakukan setelah adanya pengembangan fasilitas LNG hub atau terminal di kilang LNG Arun.
“Target ditingkatkan karena ada pengembangan di LNG Hub. Kalau hub jalan, kan bisa naik. Kargo LNG yang regas tidak semata-mata untuk PLN saja, kalau hub jalan bisa dari LNG manapun,” kata Budiyana disela-sela E2S Gathering 2018 di Bogor, Jumat (2/2).
Tahun ini, Perta Arun menargetkan laba bersih sebesar USD 27 juta, naik dibanding tahun lalu USD 24,59 juta. Realisasi laba tahun lalu sebenarnya, sudah cukup positif lantaran target yang dicanangkan hanya USD18,48 juta.
Dengan adanya peningkatan kemampuan kilang dalam menerima LNG, maka volume pengolahan atau regasifikasi juga ditargetkan meningkat mencapai 43.963 BBTU dibanding realisasi tahun lalu 42.132 BBTU dari target 40.296 BBTU.
Budiyana mengatakan untuk volume kargo LNG target perusahaan sebenarnya 16 kargo dari Tangguh, namun itu juga bisa berubah dan berpotensi meningkat.
“Kargo tetap, target ditentukan di awal tahun tapi kargo juga masih sementara, apalagi kalau hub jadi,” tukas dia.
Kinerja Perta Arun tahun lalu cukup positif dengan tercapainya berbagai rencana, bahkan melebihi target. Misalnya, pasokan gas ke beberapa konsumen gas selain PT PLN (Persero), di antaranya ke PT Kertas Kraft Aceh (Persero) dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Selain itu realisasi produksi sulfur mampu mencapai 8.417 ton. Untuk kondensat sebesar 772.294 BBLS.
Budiyana menambahkan rencananya aktivitas regasifikasi Perta Arun Gas kemungkinan juga akan meningkat, jika rencana perubahan penggunaan bahan bakar Kapal pembangkit listrik Karadeniz Powership Onur Sultan atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) milik Turki yang disewa PLN jadi terealisasi.
Kapal tersebut memiliki 19 mesin dimana masing-masing mesin akan membutuhkan gas sekitar 5 MMSCFD. Jika jadi berubah, maka otomatis regasifikasinya akan dikerjakan Perta Arun Gas, karena perusahaan telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan PLN untuk mengolah LNG milik PLN.
“Kami sudah HoA dengan PLN jadi regas kita itu milik PLN. Jadi kami hanya regasin saja. Satu enginee 5 MMSCFD, sementara mesin ada 19 targetnya harusnya akhir tahun kemarin tapi belum terealisasi,” pungkas Budiyana.
