Jakarta, TAMBANG – PT Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS) mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih hingga 30 persen di tahun 2018. Emiten borkode saham BOSS itu memperoleh penjualan bersih mencapai Rp272,40 miliar, naik dari penjualan bersih tahun sebelumnya yang berada di angka Rp209,70 miliar.
Selain penjualan, laba kotor BOSS tercatat sebesar Rp116,33 miliar, naik dari laba kotor tahun sebelumnya Rp64,18 miliar. Kemudian laba usaha turut naik menjadi Rp41,27 miliar, dari tahun sebelumnya Rp33,36 miliar.
Pertumbuhan itu diraih, berkat permintaan batu bara kalori tinggi yang meningkat sepanjang tahun lalu. Dari sisi volume produksi BOSS, terjadi kenaikan menjadi 216 ribu ton, dari tahun sebelumnya 193 ribu ton.
“Sepanjang tahun 2018, kami mempertahankan kinerja yang solid dan neraca yang kuat didorong oleh momentum tingginya harga jual batu bara berkualitas High Grade dengan kalori tinggi yang kami miliki. Di samping itu, capaian ini dibantu oleh peningkatan sinergi dengan berbagai mitra strategis baik dari dalam maupaun luar negeri,” kata Direktur Keuangan BOSS, Widodo Nurly melalui keterangan resminya, Senin (8/4).
Untuk diketahui, BOSS mulai melantai di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan terbuka sejak Februari tahun lalu. BOSS tercatat sebagai anggota bursa kedua di tahun 2018. Di masa awal melantai, harga saham BOSS langsung meningkat 50 persen atau 200 poin. Dari harga awal Rp400 per lembar saham, kemudian naik ke level Rp600 per lembar saham.
“(Tahun) 2018 merupakan tahun yang penuh prestasi bagi BOSS, di mana pada tahun ini kami juga mencatatkan nama pada Bursa Efek Indonesia dengan menjadi perusahaan publik,” tutur Widodo.
Di tahun ini, BOSS menargetkan akan meningkatkan jumlah produksi batu bara hingga 800 ribu ton. Peningkatan tersebut didukung oleh konsesi tambang baru yang mulai beroperasi, yaitu milik anak usahanya PT Pratama Bersama. Konsesi Pratama Bersama mempunyai luas area mencapai 4.210 hektar.
BOSS berupaya meningkatkan produksi di tahun 2019, dengan berencana menambah lagi lima armada alat berat, serta membangun infrastruktur pendukung produksi. Seperti membangun jetty baru di sungai Mahakam, membangun barge loading conveyor di dermaga baru. Kemudian, BOSS juga berinvestasi dengan menambah alat pendukung, di antaranya grader, dozer dan dump truck.
BOSS juga telah melakukan perjanjian kerjasama antara anak usaha, PT Pratama Bersama dengan PT Putra Perkasa Abadi untuk pekerjaan jasa pertambangan senilai USD147 juta.
Sebagai informasi, pangsa ekspor batu bara BOSS ialah pasar Jepang. Dengan adanya peningkatan produksi tahun ini, diharapkan penjualan terdongkrak hingga dua kali lipat.