Jakarta-TAMBANG. PT ANTAM,Tbk mengumumkan kinerja kuartal IV tahun 2017 dan kinerja unaudit tahun 2017. Dalam laporan keterbukaan informasi yang disampaikan ke Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI), ANTAM mencatat nilai penjualan unaudit perusahaan di tahun 2017 sebesar Rp12,55 triliun.
Nilai penjualan unaudit tahun 2017 ini mengalami kenaikan 38 persen dari tahun sebelumnya. Sementara untuk tahun 2016, nilai penjualan bersih audited sebesar Rp9,11 triliun.
Untuk komoditi nikel, ANTAM telah mengantongi izin ekspor bijih nikel pada kuartal II tahun 2017. Sampai akhir tahun 2017, perusahaan telah menjual bijih nikel sebanyak 2.830.335 wmt yang terdiri dari 103.712 wmt bijih nikel kadar tinggi dan 2.726.623 wmt bijih nikel kadar rendah.
Dari penjualan bijih nikel ini ANTAM mencatat pendapatan sepanjang tahun 2017 sebesar Rp1,32 triliun. Tumbuh 347 persen dibandingkan nilai penjualan bijih nikel, pada periode tahun 2016 yang tercatat sebesar Rp295 miliar.
Khusus untuk Kuartal IV, total produksi bijih nikel ANTAM mencapai 2.057.570 wmt dengan penjualan sebesar 768.790 wmt. Kontribusi untuk pendapatan perusahaan sebanyak Rp369 miliar.
ANTAM juga telah melakukan kegiatan pemurnian dengan mengolah bijih nikel menjadi produk feronikel. Di sepanjang tahun 2017, produksi feronikel mencapai 21,762 ton nikel dalam feronikel (TNi). Sementara volume penjualan sebesar 21.813 TNi. Capaian ini merupakan yang paling tinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Volume produksi feronikel pada periode 4Q17 tercatat sebesar 5.949 TNi, relative stabil dibandingkan capaian produksi pada 4Q16 sebesar 5.900 TNi. Penjualan feronikel pada 4Q17 tercatat sebesar 8.997 TNi, naik sebesar 2 persen dibandingkan periode 4Q16 sebesar 8.793 TNi.
Kenaikan volume produksi dan penjualan feronikel didukung dengan selesainya penggantian roof Electric Smelting Furnace (ESF)-3, dan optimasi peralatan produksi pabrik FeNi III secara tepat waktu pada periode Maret 2017. Ini juga sejalan dengan strategi Perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan, seiring dengan momentum positif kenaikan harga nikel.
Nilai penjualan bersih feronikel di kuartal IV tahun 2017 tercatat sebesar Rp1,43 triliun. Ini berarti terjadi kenaikan 11 persen dibanding penjualan bersih kuartal IV tahun 2016 yang mencapai Rp1,29 triliun.
Sementara sepanjang tahun 2017, penjualan feronikel masih menjadi kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih unaudited Perusahaan. Perusahaan mendapat pemasukan dari penjualan feronikel sebesar Rp3,17 triliun atau 25 persen dari total penjualan bersih tahun 2017. Sementara dibanding tahun 2016 nilai penjualan feronikel tahun 2017 naik 14 persen dari Rp.2,78 triliun tahun 2016 menjadi Rp.3,17 triliun di tahun 2017.
Komoditi emas sejauh ini masih menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan unaudited ANTAM di tahun 2017. Penjualan emas di tahun 2017 sebesar Rp7,37 triliun atau 59 persen, dari total nilai penjualan unaudited Perusahaan di tahun 2017.
Sepanjang tahun 2017, ANTAM mencatatkan total produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.967 kg (63.240 oz). Sementara volume penjualan emas di tahun 2017 sebesar 13.202 kg (424.454 oz). Dibanding tahun 2016 terjadi kenaikan 29 persen.
Seperti halnya pada bijih nikel, ANTAM juga telah mendapatkan rekomendasi ekspor mineral dari KESDM untuk bijih Bauksit tercuci sebesar 850 ribu wmt. ANTAM mencatatkan volume produksi bauksit sepanjang periode tahun 2017 sebesar 705.322 wmt. Atau naik 192 persen dibandingkan volume produksi bauksit di tahun 2016 sebesar 241.202 wmt.
Volume penjualan bauksit tahun 2017 mencapai 838.069 wmt, dimana 71.079 wmt digunakan sebagai umpan pabrik CGA Tayan dan 766.990 wmt diekspor. Sementara volume penjualan bauksit naik sebesar 181 persen, dibandingkan penjualan FY16 yang mencapai 298.012 wmt.
Di sepanjang tahun 2017, ANTAM mencatatkan pendapatan dari bauksit sebesar Rp398 miliar. Ini berarti naik 283 persen, dibandingkan nilai penjualan bauksit pada sepanjang 2016 sebesar Rp104 miliar. Volume produksi bauksit pada kuartal IV mencapai 193.447 wmt dan volume penjualan mencapai 339.308 wmt senilai Rp172 miliar.