Beranda Tambang Today 2017 Masih Merugi, Krakatau Steel Belum Bisa Bagi Dividen

2017 Masih Merugi, Krakatau Steel Belum Bisa Bagi Dividen

Jakarta, TAMBANG – PT Krakatau Steel (KS) masih dirundung kerugian di tahun 2017, sebesar Rp1,15 triliun.  Hanya saja, kerugian ini lebih kecil dibanding tahun 2016, sebesar Rp2,25 triliun. Turun 54,9 persen.

 

Kondisi negatif ini menyebabkan KS tidak bisa membagikan dividen kepada para pemegang saham. Meski demikian, KS optimis tahun ini bisa menorehkan laba.

 

“Kinerja perusahaan di 2017 masih negatif sehingga belum bisa membagikan dividen. (Tapi) secara umum, kondisi keuangan sudah positif,” kata Direktur Utama KS, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi,  seusai memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Jakarta, Rabu (18/4).

 

Sepanjang 2017, KS berhasil melakukan efisiensi hingga USD10 juta dan diproyeksikan bakal membukukan keuntungan dengan melanjutkan program efisiensi ini.

 

Selain itu, Mas Wigrantoro juga menuturkan, pihaknya akan meningkatkan volume penjualan melalui perjanjian pasokan jangka panjang (Long Term Supply Agreement/LTSA), dengan pelanggan-pelanggan potensial serta sinergi dengan BUMN.

 

“Kami targetkan peningkatan penjualan tahun 2018 sampai 40 persen. Kami akan melanjutkan sinergi BUMN dan memacu kinerja anak perusahaan,” beber Mas Wirgantoro

 

Sepanjang 2017, KS mengalami peningkatan pendapatan sebesar 7,76 persen menjadi USD1,4 miliar. Hasilnya, laba operasi juga meningkat tajam 1.055 persen menjadi USD50,75 juta.

 

Lebih lanjut, Mas Wigrantoro menjelaskan, banyak hal yang telah dilakukan manajemen KS dalam mengejar efisiensi. Seperti menghilangkan resiko dari harga bahan baku impor, yaitu dengan tidak lagi terpaku pada satu pemasok, hingga menerapkan skema pembelian bahan baku sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar.

 

Sebelumnya KS selalu terpaku dengan satu pemasok, di mana 90 persen slab steel atau baja lembaran setengah jadi selalu didatangkan dari Rusia. Semenjak 2016, KS mendapatkan juga pasokan bahan baku dari Korea, Jepang dan Brazil.

 

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno yang juga hadir dalam RUPS itu, mengaku optimis kinerja Krakatau Steel semakin baik pada 2018.

 

“Dari Krekatau Steel sendiri sudah mulai membaik ya, untuk pertama kalinya ia bisa mengurangi hingga 1,5 triliun. Kita harapkan di 2018 ini, di bulan keempat, trennya sudah membaik. Diharapkan tahun ini bisa untung,” jelas Harry Sampurno.

 

Saat ditanya soal LTSA, Harry membenarkan, KS sudah meneken kontrak jangka panjang dengan Pertamina. Tepatnya Februari 2018, KS menyetujui memasok 24 ribu ton Cold Rolled Sheet untuk kebutuhan drum sheet di pabrik Bitumen Gresik milik Pertamina.

 

“Sudah dapat (proyek) untuk yang (pembangunan) jalan tol, elevated. Kemudian (kerjasama dengan) Pertamina. Kalau yang paling besar itu yang tol,” kata Harry.

 

Tol yang dimaksud, ialah pembangunan jalan tol Elevated Toll Road Jakarta-Cikampek (Japek 2), yang menggunakan konstruksi baja sebagai pengganti tiang beton. Kebutuhannya ditaksir mencapai 225 ribu ton produk baja KS. Proyek ini ditargetkan selesai di tahun 2019.