Jakarta-TAMBANG. PT Pertamina (Persero) rencananya segera membangun kilang baru. Proyek besar itu bertujuan untuk melengkapi kilang yang saat ini berkapasitas 800 ribu barel per hari. Sementara, total kebutuhan BBM nasional mencapai 1,6 juta barel per hari.
Direktur PT Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan saat ini baru ada dua lokasi yang selesai dikaji. “Lokasinya ada di Bontang bersampingan dengan fasilitas kilang LNG Bontang. Kedua, lokasinya di Tuban yang memanfaatkan fasilitas kilang TPPI. Sementara di lokasi Indonesia timur lainnya juga akan dibangun kilang-kilang kapasitas kecil untuk mengefisienkan distribusi BBM ke daerah timur Indonesia,” ungkapnya disela-sela acara Pertamina Energy Outlook 2015, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Rabu (3/12).
Tak hanya itu, Ahmad melanjutkan, Pertamina juga berencana membangun kilang di kawasan Indonesia Timur. Namun, ia belum tahu apakah di Lombok atau Sulawesi. Ia juga mengaku, Pertamina belum menentukan berapa besar kapasitas kilang baru itu. Sejauh ini, Pertamina masih melakukan kajian atas rencana tersebut.
“Ini juga sedang kami kaji, apa untuk kilang baru itu kami membangun besar dengan kapasitas 300 ribu barel per hari sehingga cuma butuh dua hingga tiga kilang baru atau membangun kecil-kecil tapi tersebar,” terangnya.
Ahmad pun menerangkan, rencana pembangunan kilang itu dikarenakan banyak kilang sudah berusia di atas 20 tahun. Usia kilang itu membuat enam kilang hanya mampu mengolah minyak sekitar 800 ribu barel per hari padahal berkapasitas 1.046 juta barel per hari. “Akibatnya total impor BBM kita mencapai 52 persen,” katanya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, selain menambah kilang minyak menurut Senior Vice President Business Development Pertamina, Iriawan Yulianto saat ini Pertamina sedang mengembangkan kapasitas kilang yang dikenal dengan Refinery Development Maser Plan (RDMP), yang akan meningkatkan kapasitas kilang menjadi 1,9 juta barel per hari pada 2019.
Untuk peremajaan kilang minyak itu, Pertamina menganggarkan US$ 20 miliar atau sekitar Rp 240 triliun untuk peremajaan dan peningkatan kapasitas 5 kilang minyaknya. Kata Iriawan, setelah tender terbuka, telah ditentukan pemenang proyek Refinery DevelopmentnMaster Plan (RDMP) untuk peremajaan kilang minyak tersebut.
“Ada 4 perusahaan yang memenangkan tender upgrading kilang minyak Dumai, Kilang Plaju, Kilang Balikpapan, Kilang Balongan, dan Kilang Cilacap,” ungkap Iriawan dalam ‘Pertamina Energy Outlook 2015’, di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (3/12/2014).
Iriawan mengatakan, 4 perusahaan asing yang menang tender proyek itu adalah Sinopec dari Tiongkok, JX Nippon Oil & Energy, PTT Thailand, dan Saudi Aramco.”Kita akan MoU dengan 4 perusahaan ini pada 10 Desember nanti,” katanya.
Ia menambahkan, Sinopec akan melakukan peremajaan kilang Plaju, Saudi Aramco untuk Kilang Cilacap dan Kilang Dumai. “Untuk Kilang Balikpapan dikerjakan JX Nippon dan Kilang Balongan akan dikerjakan PTT Thailand,” paparnya.
Pengerjaan proyek tersebut ditargetkan rampung pada 2020-2021 untuk kilang minyak Balongan, Cilacap dan Balikpapan, sedangkan Dumai dan Plaju selesai pada 2025.