Badung, TAMBANG – PT Timah Tbk konsisten menyalurkan Coorporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat di wilayah operasional perusahaan. Salah satu bentuk program CSR yakni Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Agribisnis di kelurahan Tanjung Muntok dengan menggandeng Gapoktan Tanjung Jaya.
Wakil Menteri Kemendes PDTT, Budie Arie Setiadi mengapresiasi program tersebut lantaran telah membantu ketahanan pangan nasional.
“Program pemberdayaan ini satu gerakan ini bisa memberikan tiga manfaat untuk ketahanan pangan, pencegahan stunting dan juga menurunkan kemiskinan ekstrim. Ini sejalan dengan prioritas nasional apa yang sudah dilakukan PT Timah Tbk, karena menghadapi ketidakpastian global ada dua isu besar yakni energi dan ketahanan pangan,” ucap Budie saat mengunjungi Gapoktan Tanjung Jaya, dikutip Jum’at (22/7).
Budie juga berdialog dan meninjau langsung kandang, rumah pembibitan, rumah kompos, dan peternakan bebek yang dikelola Gapoktan Tanjung Jaya. Tak hanya itu, dirinya juga melakukan penanaman buah durian.
Ia berharap, program pemberdayaan masyarakat berupa agribisnis ini bisa dikembangkan dan dilaksanakan di daerah lainnya juga.
“Apa yang dilakukan PT Timah Tbk ini harus menjadi contoh bagi korporasi di Indonesia yang peduli terhadap lingkungan dan pengembangan masyarakat terutama masyarakat di sekitar perusahaan beroperasi. Masyarakat bukan hanya jadi penonton tapi dilibatkan langsung,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming mengatakan, PT Timah Tbk secara konsisten mendukung pembangunan di Bangka Barat.
“Alhamdulilah keberadaan PT Timah Tbk diantara semua perusahaan cuma PT Timah Tbk yang selama ini bersama dengan kami melakukan banyak hal. Mulai dari penanganan Covid-19, rumah layak huni dan banyak hal lainnya. Jadi tidak heran ketika PT Timah Tbk membentuk Kampung Amoi,” katanya dalam sambutan.
Ketua Gapoktan Tanjung Jaya, Hendrick M. Amin mengatakan, PT Timah Tbk mendukung penuh program agribisnis yang mereka jalankan.
“PT Timah Tbk bukan hanya support bangunan dan memfasilitasi tapi juga PT Timah Tbk memberikan berupa bimbingan dan pelatihan,” katanya.
Ia menyebutkan, kegiatan ini akan terus dikembangkan, dimana saat ini tidak hanya Gapoktan tapi juga Kelompok Wanita Tani juga ikut terlibat dalam pengembangan agribisnis. Untuk tahun ini, kelompok mereka mengembangkan budidaya aquaponic dan vermicomposting, serta peternakan bebek.
“Selain memberikan dampak ekonomi, ini juga memberikan lapangan pekerjaan, menambah wawasan, dan juga kebersamaan di masyarakat kami seperti kegiatan gotong royong,” katanya.
Sementara itu, Direktur SDM PT Timah Tbk Yennita dalam kesempatan ini mengatakan, PT Timah Tbk membangun kolaborasi dan sinergisitas dengan pemangku kepentingan di Bangka Barat.
“Lewat CSR, PT Timah Tbk berupaya memberikan kontribusinya dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan lainnya di Kabupaten Bangka Barat,” katanya.
Kampong Amoi yang merupakan Akronim dari Agro, Mandiri dan Terintegrasi merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT Timah berkolaborasi dengan masyarakat desa dan stakeholder terkait.
“Bagi perusahaan kerja sama ini adalah sesuatu hal yang baik karena keberadaan perusahaan dapat memberikan dampak positif untuk mendorong masyarakat menjadi mandiri secara ekonomi,” katanya.
Ia menyebutkan, bagi Gapoktan setempat, hal ini adalah sebuah pencapaian konkrit tentang contoh nyata keberhasilan dalam kegiatan agrobisnis sehingga berdampak kepada kemajuan ekonomi sosial kemasyarakatan.
“Semoga Program Kampung Agromandiri dan Terintegrasi tetap produktif dan berkelanjutan, membawa manfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Untuk diketahui, bersama dengan Gapoktan Tanjung Jaya PT Timah Tbk membentuk kawasan berbasis agribisnis. Gapoktan Tanjung Jaya melaksanakan pertanian yang terintegrasi dengan peternakan dan perikanan. Program Pemberdayaan ini diawali dengan dibangunnya rumah pembibitan tanaman, peternakan bebek, dan pengolahan kompos.
Dari peternakan bebek yang mereka lakukan, daging dan telurnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, kotoran bebeknya diolah menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk di rumah pembibitan.
Tanaman yang ada di rumah pembibitan bisa dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari dan juga dijual. Selain itu, di rumah pembibitan mereka juga menambah jenis tanaman seperti mangrove, cemara, jambu mete, dan buah-buahan.