Jakarta,TAMBANG, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, mengapresiasi PT Geo Dipa Energi (Persero) (“GeoDipa”) dalam upaya meyediakan energi listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT). Hal tersebut disampaikan Suahasil dalam kunjungannya ke PLTP Small Scale Dieng 10 MW, Sabtu (13/11).
Melalui pemanfaatan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi, Suahasil menyampaikan bahwa GeoDipa telah melakukan langkah strategis untuk menyelamatkan bumi. Ini dikarenakan sumber energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan serta operasinya yang berkelanjutan.
“EBT itu adalah energi hari ini dan masa depan, bukan pilihan. Indonesia memang harus beralih ke EBT untuk listrik. Geothermal yang dikerjakan GeoDipa adalah bagian dari energi terbarukan tersebut,” ujarnya.
Namun demikian, Suahasil menjelaskan bahwa untuk melakukan percepatan pengembangan pemanfaatan energi panas bumi, diperlukan kolaborasi dan sinergi yang kuat, baik dari Badan Usaha, Pemerintah Daerah, maupun Pemerintah Pusat. Suahasil juga meminta kepada Badan Usaha di bawah Kementerian Keuangan, atau Special Mission Vehicle (SMV) untuk terus meningkatkan kolaborasi dan sinergi guna mempercepat pencapaian target yang telah ditetapkan.
“Kita teruskan pekerjaan kolaborasi SMV ini, memberikan support, connecting dengan masyarakat. Saya titip betul supaya tidak menjadi proyek yang berdiri sendiri-sendiri,” tegasnya.
Direktur Utama GeoDipa, Riki Firmandha Ibrahim, menuturkan bahwa GeoDipa terus menjalin kolaborasi dan sinergi dengan SMV, Badan Usaha, serta Pemerintah Daerah bersama Pemerintah Pusat guna meningkatkan manfaat yang lebih besar dengan keberadaan GeoDipa di seluruh wilayah kerjanya.
“Semoga kita bisa terus berkolaborasi dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (“PT SMI”), dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) untuk pengembangan Dieng, Chandradimuka, Patuha 3, Patuha 4 dan seterusnya hingga unit 7, serta penugasan pemerintah lainnya,” katanya.
Seperti diketahui, GeoDipa mendapatkan penugasan pemerintah dalam melakukan pengelolaan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) lainnya di Candi Umbul Telomoyo (40 MW), Arjuno Welirang (110 MW). Selain itu, GeoDipa juga akan menjalankan penugasan pemerintah untuk proyek Government Drilling di Jailolo, Wae Sano, Nage, dan Bituang bersama PT SMI.
Dalam kunjungannya kali ini, Wakil Menteri Keuangan turut didampingi Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald Silaban, beserta jajaran, Staf Ahli bidang Organisasi Birokrasi Teknologi Informasi (OBTI) Kementerian Keuangan, Sudarto
Edwin Syahruzad, dan Direktur Utama PT PII, Wahid Sutopo, DirekturPelaksana V Lembaga Pembiayaan Ekspor indonesia (LPEI), Chesna Fizetty Anwar dan Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Ananta Wiyogo untuk melihat secara langsung PTLP Small Scale dan persiapan Spud-In Drilling unit 2 Dieng.
PLTP Small Scale Dieng adalah salah satu bentuk pengembangan energi terbarukan skala kecil yang reliabel, dan dapat diaplikasikan di daerah-daerah terdepan di Indonesia. Small Scale sangat tepat menjadi pendorong penggunaan energi bersih untuk kebutuhan Demand Creation karena pembangunannya cepat dan cocok untuk pariwisata, industri setempat, menjaga ketahanan negara, dan lain sebagainya, yang sangat sejalan dengan komitmen Net Zero
Emission dunia.
PLTP Small Scale Dieng merupakan pembangkit skala kecil jenis flash condensing pertama di Indonesia. Proyek Small Scale tersebut memberikan konsumsi uap/steam yang lebih efisien sehingga mendukung kegiatan operasional guna memenuhi aspek keberlanjutan. PLTP Small Scale Dieng sebesar 10 MW juga telah masuk dalam program strategis nasional RUPTL (2019-2028), Road Map Panas Bumi EBTKE 2017-2025, bahkan termasuk Kegiatan Prioritas
Pemantauan Kantor Staf Presiden Jokowi yang selalu dimonitor guna peningkatan Kapasitas Terpasang PLTP di Indonesia.
Keberadaan GeoDipa di Dieng merupakan wujud nyata kehadiran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terkait penyediaan listrik yang bersumber dari sumber energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Dengan adanya GeoDipa, hal ini juga merupakan bentuk komitmen Indonesia kepada dunia bahwa Indonesia serius dalam mengurangi emisi karbon.
Seperti diketahui, pada pertemuan COP26 di Glasgow beberapa waktu lalu, semua negara telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission / NZE) pada 2060 dengan pengurangan karbon yang diakibatkan oleh energi fosil dan tetap menjaga hutan yang lebih agresif melalui pencapaian pada tahun 2030.