Beranda Tambang Today Venezuela Lirik Mineral Setelah Minyak Jatuh

Venezuela Lirik Mineral Setelah Minyak Jatuh

CARACAS, TAMBANG. PEMERINTAH Venezuela kini agresif memasarkan potensi tambangnya kepada perusahaan asing, sebagai upaya mendapatkan duit segar miliaran dolar dan investasi. Setelah ambruknya harga minyak, Venezuela berupaya mendapat sumber penghasilan lain.

 

 

BUMN minyak Venezuela, PdV telah menandatangani utang sebesar US$ 50 miliar yang dijamin minyak dengan Beijing sejak 2007. Selama ini Venezuela seperti mengabaikan tambang. Sebagian besar penghasilan tergantung pada harga minyak. Setelah harga minyak jatuh, mereka baru disadarkan akan pentingnya pemasukan dari sumber lain.

 

 

Menteri Pertambangan dan Energi, Eulogio Del Pino saat ini mengundang investor asing dalam pertemuan di Cina dan Kanada untuk membuat perusahaan patungan, yang dimaksudkan untuk mengelola potensi tambang di Provinsi Bolivar. Potensi yang tersedia adalah tambang emas, tembaga, intan, bauksit, coltan.

 

 

Presiden Maduro, pada 24 Februari lalu mengatakan, usaha dari tambang emas bisa menghasilkan duit US$10 miliar setahun. Dalam satu dekade, kombinasi penghasilan Venezuela dari ekspor emas, intan, dan mineral berharga lain bisa mencapai US$ 50 miliar.

 

 

Menghadapi cadangan devisa yang terus mengempis, dan utang luar negeri yang makin menggunung. Venezuela berharap dapat mengolah tambang mineralnya secepat mungkin. Pemerintahan Maduro berharap, potensi emas dan mineral berharga lain dapat dijadikan agunan untuk mencari utang, minimal US$ 5 miliar pada 2016.

 

 

Beberapa perusahaan patungan segera dibentuk, sebelum Maret ini. Perusahaan Kanada, Cina, dan Afrika akan menjadi pemegang 45% saham.

 

 

Namun, ada masalh berat yang dihadapi Maduro. Saat ini partai oposisi mendesaknya untuk mundur, melihat kesejahteraan rakyat yang makin turun. Opisis mengampanyekan ketidakbecusan Maduro mengelola sumber daya alam. Dalam pandangan mereka, berpaling ke sektor selain minyak, yang dilakukan saat ini, merupakan sesuatu yang terlambat.