Sorowako, TAMBANG – PT Vale Indonesia manargetkan produksi nikel mencapai 90 ribu ton pada tahun 2022. Untuk mencapai itu, Vale mulai mempersiapkan diri memenuhi target pencapaian per tahunnya hingga tahun 2022 nanti.
Direktur External Relations PT Vale Indonesia, Budi Handoko, menjelaskan, saat ini produksi nikel dari pabrik Sorowako rata-rata sudah mencapai 77-80.7 ribu ton sejak tahun 2015, kemudian ditargekan pada tahun 2019 mencapai 89 ribu ton hingga tahun 2022 mencapai 90 ribu ton.
“Untuk mengarah kesana, kita terus melakukan persiapan-persiapan dari sekarang,” kata Budi saat ditemui di site PT Vale Indonesia di Sorowako, Kamis (26/7).
Persiapan yang dilakukan salah satunya dikatakan Budi, meningkatkan kemampuan PLTA untuk mendukung tingkat produksi di pabrik nikel Sorowako untuk Electric Furnace. Seperti diketahui, ada tiga pembangkit listrik yang mendukung kelistrikan di Sorowako untuk proses produksi nikel , yaitu Larona (165 MW), Balambano (2×70 MW) dan Karebbe (2×60 MW). Sumber air dari ketiga PLTA ini berasal dari tiga danau yaitu Danau Matano Mahalona dan Towuti.
“Untuk Larona, saat ini akan dilakukan perawatan karena memang sudah waktunya. Kita mau upgrade dulu sehingga harapannya daya dukung ketiga PLTA ini bisa mendukung target produksi 90 ribu ton nantinya. Kita coba ramu sedemikian rupa jadwalnya,” tambah Budi.
Hal tersebut diperkuat Manager Long Term Planning PT Vale Indonesia, Obes Silalahi. Menurutnya, dari sisi tambang nikel sudah siap untuk mencapai target itu. Dari jumlah tonase nikel yang ditambang dengan nikel grade 1.9 persen, sudah siap untuk mencapai target tahun 2022.
Tinggal kemudian menurutnya, dari sisi kemampuan produksi pabrik yang harus juga dipersiapkan. Dan hal tersebut sudah mulai dilakukan dengan upgrade kemampuan produksi pabrik ,mengolah dan melebur nikel.
“Kalau dari tambang sudah siap, pabrik sudah siap, maka target itu akan tercapai. Tapi kalau misalnya kapasitas pabrik produksi baru bisa 1000 ton, kemudian kita kasih 1200 ton, pabrik gak bisa nampung. Sekarang sedang dipersiapkan untuk bisa meningkatkan produksinya,” kata Obes di lokasi tambang nikel Hasan Area, di Sorowako, Kamis (26/7).
Selain itu menurutnya, umur tambang nikel PT Vale Indonesia dengan rata-rata kapasitas produksi di angka 77-80 ribu ton per tahun, dengan cadangan lahan tambang seluas 118 ribu hektar di Provinsi Sulawesi Selatan (Sorowako) dan Sulawesi Tengah (Bahodopi, Morowali).
“Kalau cadangan di Sorowako habis, masih ada Larona, kemudian Bahodopi dan Lantoa. Makanya cadangan kita masih cukup sampai tahun 2045,” kata Obes Silalahi.