Beranda Korporasi Vale Kembalikan Area Tambang Menjadi Hutan

Vale Kembalikan Area Tambang Menjadi Hutan

Pekerja PT Vale Indonesia sedang melakukan perawatan tanaman di fasilitas nursery,di Sorowako, Kamis (26/7).

Sorowako, TAMBANG – Ada sekitar 20 ribu jenis bibit pohon yang dipersiapkan PT Vale Indonesia di fasilitas pembibitan pohon (nursery), untuk dipersiapkan di lahan reklamasi pasca tambang.

 

Ini program yang dilakukan PT Vale Indonesia, untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan dalam proses pertambangan nikel di Sorowako. Secara lengkap, Vale menyiapkan proses mulai dari pembibitan, penanganan lingkungan pasca tambang dengan membangun disposal pembuangan tanah,sedimen-sedimen pond untuk menahan laju luncuran sisa tanah, pembuatan embung air, hingga proses penjernihan air di area Lamela Grafity Settler.

 

Mengunjungi fasilitas pembibitan pohon seluas dua hektar, di area Anoa, Sorowako, seperti mengunjungi taman bunga nan hijau. Berbagai jenis pohon, mulai dari jenis pionir dan lokal tertanam rapih dan terawat dengan perhatian penuh dari para pegawai nusery ini. Pohon pionir  seperti mahoni dan lainnya, serta jenis pohon lokal seperti pohon bitti, kayu angin dan lainnya, dirawat terampil untuk terus tumbuh agar dipersiapkan untuk penghijauan pasca tambang.

Opea Area fasilitas PT Vale Indonesia

 

Manager Reklamasi Tambang, Yohan Lawang, menuturkan, sejak awal persiapan eksplorasi, tim pembibitan melalukan identifikasi tanaman-tanaman yang tumbuh di sekitar lokasi tambang. Jenis tanaman tersebut, kemudian didapatkan bibitnya baik dari lokasi maupun dari masyarakat yang memiliki bibit seperti bitti dan kayu angin.

 

Pada luasan 2 hektar ini, tanaman menurutnya dibagi dalam beberapa area, sepeti open area, shade area dan penyemaian. Hasilnya, area nursery ini , mampu menghasilkan 700 ribu bibit per tahun. Melebih kebutuhan Vale untuk melakukan reklamasi lahan bekas tambang yang butuh 200-300 ribu pohon per hari.

 

“Khusus shade area kita gunakan paranet untuk menutupi bahaya sinar UV. Ini proses adaptasi untuk mengurangi intensitas  matahari pada tanaman,” kata Yohan Lawang, saat menerima kunjungan para wartawan temasuk  tambang.co.id  di fasilitas pembibitan pohon, di Sorowako , Kamis (26/7).

 

Setelah dilakukan pembibitan di area nursery ini selama 3-6 bulan, pohon – pohon ini kemudian akan dipelihara sampai dua tahun  di area reklamasi. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dan pupuk kimia, yang untuk organik sendiri dibutuhhkan sebanyak 29 ton per hektar.

 

Jarak tanam antara pohon pionir dan organik ini sendiri diakui Yohan, ditanam dalam jarak 5 meter antara pionir dan diselanya terdapat pohon organik.  “Dalam satu hektar, ada 1.000 pohon pionir dan 400 pohon lokal. Jadi totalnya sebesar 1.400 pohon dalam satu hektar area reklamasi,” tutur Yohan yang mengaku lebih senang disebut tukang kebun ini.

 

Apa yang dilakukan PT Vale Indonesia ini, cukup progresif dalam mempersiapakan reklamasi pasca tambang. Gelontoran dana tahun 2018 sebesar USD4 juta untuk 75 hektar dimana setiap hektarnya sekitar Rp450 juta pun diberikan, sehingga mampu mengubah lokasi eksploitasi tambang menjadi taman dan hutan pun tercapai.

 

“Ada area reklamasi yang tidak kita buka untuk umum, karena memang dipersiapkan untuk kembali menjadi hutan. Jika tertutup setelah reklamasi dengan penanaman pohon-pohon, diharapkan binatang-binatang asli akan kembali masuk ke hutan,” pungkas Yohan.