Jakarta, TAMBANG – PT Vale Indonesia Tbk, (VALE) berhasil mencatatkan pendapatan signifikan pada semester I 2023 sebesar USD 658,9 Juta atau Rp 9,945 triliun (kurs Rp 15.094 per dollar). Angka ini naik 17 persen dibanding semester I 2022 sebesar USD 564,5 juta.
”Kami berhasil mempertahankan laba positif berkat kelancaran pelaksanaan operasi kami,” ujar CEO VALE, Febriany Eddy lewat keterangan resmi, Jumat (28/7).
Dia menjelaskan bahwa kenaikan pendapatan sejalan dengan hasil produksi perseroan. Di sisi lain, kenaikan juga terutama disebabkan volume pengiriman yang lebih tinggi sebesar 6.208 ton pada periode ini.
“Namun demikian, Beban Pokok Pendapatan Grup juga meningkat dari USD356,3 juta pada 1H22 menjadi USD438,4 juta pada 1H23, terutama disebabkan oleh konsumsi bahan bakar dan harga diesel yang lebih tinggi,” beber dia.
Diketahui, selama triwulan ini, angka produksi nikel matte mencapai 16.922 metrik ton, naik signifikan sebesar 35% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pun produksi di semester I 2023 juga ikut meningkat mencapai 33.691 ton, sementara semester I tahun 2022 hanya 26.394 ton. “Hasil ini sejalan dengan target produksi tahunan Grup sekitar 70.000 ton untuk tahun 2023,” ungkap Febriany.
Selain melakukan pengendalian biaya, PT Vale mengambil sikap hati-hati dalam mengelola arus kasnya untuk mengantisipasi kondisi harga nikel yang tidak menguntungkan. Pada 30 Juni 2023, kas dan setara kas Perusahaan berjumlah USD719,9 juta. Selama 2T23, PT Vale mengeluarkan belanja modal sekitar USD60,8 juta, menandai peningkatan signifikan sekitar 36% bila dibandingkan dengan belanja modal pada 2T22.
“Perseroan tetap berkomitmen untuk memprioritaskan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya, memastikan daya saing jangka panjang sambil menjunjung tinggi nilai-nilai kami: Keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, Menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita,” pungkasnya.