Jakarta, TAMBANG – PT United Tractors Tbk (UT) mencatatkan kinerja perseroan yang positif sampai Juli tahun 2023. Anak usaha PT Astra International Tbk ini berhasil menjual alat berat merek Komatsu hingga 3.551 unit atau naik 4 persen dari periode sama tahun lalu.
“Penjulan Komatsu sampai dengan Bulan Juli masih mencatat pertumbuhan yang positif, tumbuh 4 persen menjadi sekitar 3.551 unit,” ujar Investor Relation UT, Ari Setiyawan dalam Workshop Wartawan di Jakarta, Rabu (23/8).
Ari menyebut, kenaikan disokong tingginya permintaan dari industri pertambangan yang mencapai 63 persen. Permintaan terbesar kedua datang dari sektor kehutanan yang menyumbang 14 persen.
“Peningkatan penjualan didorong dari peningkatan penjualan di sektor pertambangan dan kehutanan. Sektor pertambangan memberikan kontribusi sekitar 63 persen dan sektor kehutanan 14 persen,” ucap dia.
Berbanding terbalik dengan Komatsu, penjualan UD Truck justru mengalami penurunan penjualan cukup signifikan. Per juli 2023, UT hanya mampu menjual truk asal Jepang ini sebesar 195 unit, turun 34 persen dari periode sama tahun 2022.
“Penjualan produk UD Truck, sampai dengan Juli mengalami penurunan dari 295 unit menjadi 195 unit,” beber Ari.
Ari menjelaskan, penurunan penjualan UD Truck bukan disebabkan permintaan yang melesu, melainkan kendala pasokan unit dari pihak produsen. Sementara penjualan armada merek Scania turut melesat yakni mencapai 526 Unit per Juli ini.
“Penurunan ini bukan disebabkan penurunan permintaan tapi lebih dikarenakan kendala pasokan dari principal. Sementara sebaliknya, scania menunjukkan peningkatan signifikan, dari 123 unit tahun lalu meningkat menjadi 526 unit,” beber dia.
Catatan positif terjadi juga pada lini bisnis kontraktor pertambangan batu bara yang digarap anak usaha, PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Per Juli 2023, PAMA sukses memproduksi batu bara hingga 71 juta metrik ton, tumbuh 17 persen dari periode sama tahun lalu yang mencapai 60,7 juta metrik ton.
“Tahun ini kami memprediksi dan berharap pertumbuhan PAMA tumbuh sekitar 5-6 persen, namun sampai dengan bulan Juli, pertumbuhan produksi pama lebih dari target, produksi batu bara pama tumbuh 17 persen menjadi 71 juta ton dari 60,7 juta ton pada periode sama tahun lalu,” jelas dia.
Peningkatan juga terjadi pada kinerja overburden removal atau pemindahan lapisan penutup. Per Juli ini, OB Removal PAMA tercatat sebesar 627 juta bcm, naik 21 persen dari periode sama tahun lalu yang mencapai 519,2 juta bcm.
“Peningkatan produksi PAMA didorong oleh cuaca yang lebih kering, kondusif sekali untuk operasi tambang. Kedua karena ketersediaan alat berat sehingga pama dapat mengejar target produksi,” ucap Ari.
Tren positif ini menjadi bahan pertimbangan UT untuk meningkatkan target produksi PAMA yang semula 5-6 persen menjadi 10-12 persen.
“Dengan melihat kondisi seperti ini dan peluang, manajemen merevisi dan mereview target pama tahun ini diharapkan meningkat dari sebelumnya 5-6 persen menjadi 10-12 persen,” pungkas dia.