Jakarta, TAMBANG – PT Vale Indonesia Tbk (VALE) mencatatkan penurunan produksi pada Kuartal II 2024. Perusahaan hanya memproduksi nickel matte sebesar 16.576 ton pada Kuartal II atau menurun 9% dibanding Kuartal I 2024 yang mencapai 18.199 metrik ton.
“Volume produksi pada 2T24 (Triwulan II 2024) mengalami sedikit penurunan sebesar 9% dibandingkan dengan kinerja solid yang telah kami capai pada 1T24,” ujar Presiden Direktur VALE, Febriany Eddy dalam keterangan resmi, Senin (29/7).
Jika dibandingkan dengan volume produksi Kuartal II tahun 2023, capaian ini juga sedikit menurun yakni sebesar 2% atau mencapai 16.922 metrik ton. Febriany Eddy mengaku, penurunan produksi ini imbas komitmen perusahaan terhadap kualitas dan rencana kegiatan pemeliharaan.
“Hal ini merupakan bukti komitmen Perseroan terhadap kualitas dan rencana kegiatan pemeliharaan, yang sangat penting bagi keberhasilan operasi kami dalam jangka panjang. Secara year-on-year, produksi kami pada 2T24 hanya sedikit lebih rendah sebesar 2%, menunjukkan kinerja yang konsisten,” beber dia.
Namun, volume produksi nickel matte perusahaan per semesteran sedikit lebih meningkat dibandingkan dengan semester I tahun lalu. Pada semester I 2024, produksi nickel matte VALE mencapai 34.774 ton, naik 3 persen dibanding Semester I 2023 yang hanya 33.691 ton.
“Perseroan dengan senang hati melaporkan bahwa produksi kami pada 1H24 lebih tinggi sebanyak 3% dibandingkan dengan produksi pada 1H23. Pertumbuhan ini merupakan hasil dari strategi pemeliharaan yang terencana dan output kalsin yang lebih tinggi pada 2024,” ungkapnya.
“Kami optimis dengan prospek produksi kami dan berharap operasi kami berjalan lancar hingga akhir tahun. Tujuan kami adalah mencapai target produksi sekitar 70.800 metrik ton nikel dalam matte pada tahun 2024, meningkat dari target tahun lalu,” imbuh dia.
Pada Kuartal II ini juga, Perseroan mencapai penjualan 17.505 metrik ton nickel matte, menghasilkan pendapatan sebesar USD 248,8 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8% dibandingkan triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh harga realisasi rata-rata nikel yang lebih tinggi pada Kuartal II. Harga realisasi rata-rata nikel meningkat 12% menjadi USD 14.214 per ton pada Kuartal II 2024, naik dari USD12.651 per ton pada Kuartal I 2024.
“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” jelas Febriany Eddy.
Sejalan dengan penurunan pengiriman pada triwulan tersebut, beban pokok pendapatan Perseroan menurun dari USD 209,8 juta pada Kuartal I 2024 menjadi USD207,3 juta pada Kuartal II 2024. Penurunan total beban pokok pendapatan juga didukung oleh penurunan konsumsi bahan bakar dan batu bara pada Kuartal II tahun ini, disertai dengan penurunan harga batu bara.