Cilegon – TAMBANG. Seperti halnya Indonesia, Mesir juga saat ini sedang mengembangkan megaproyek ketenagalistrikan. Untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 3 × 4,8 GW, komponen utama turbinnya dibuat di Pabrik Siemens Indonesia Cilegon.
“Siemens Indonesia ikut bangga bahwa pabrik Cilegon telah diberi kesempatan berpartisipasi dalam proyek besar internasional. Kami telah mengambil peranan di sejumlah proyek internasional dan memasok berbagai komponen kelestarian ke lima benua,” ungkap Josef Winter, Presiden Direktur dan CEO PT. Siemens Indonesia (7/2).
Pabrik Cilegon mendapat kepercayaan terlibat dalam proyek global ini, untuk memasok komponen-komponen berukuran besar berupa 12 unit selubung luar turbin bertekanan rendah, 7 cincin bilah turbin, 16 modul kondensor, dan 4 hot box.
Proses pembuatan komponen-komponen itu sepenuhnya dilakukan di Cilegon, dengan bahan baku baja berkualitas tinggi pasokan perusahaan lokal. Dengan berkolaborasi bersama sejumlah industri berat tanah air, Pabrik Siemens Indonesia Cilegon terus berupaya meningkatkan kandungan lokal seiring dengan perluasan basis produksi komponen turbin uap.
“Khusus untuk kondensor, Pabrik Cilegon telah menggunakan lebih dari 30% kandungan lokal. Bahkan, ada komponen lain yang kandungan lokasinya sudah bisa mencapai 90%. Jadi kami benar-benar memanfaatkan ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja dalam negeri,” urai General Manager Pabrik Cilegon – PT. Siemens Indonesia, Christof Cichon.
Khusus untuk menggarap pesanan ini, Pabrik Cilegon mendedikasikan 1 juta jam kerja dari 700 tenaga kerjanya. Maka hari ini (7/2), Pabrik Siemens Indonesia Cilegon pun telah siap melakukan pengapalan ke-11 dari 12 kali yang dijadwalkan.
“Pengiriman terakhir dari Cilegon ke Mesir direncanakan pada bulan Maret mendatang. Jadi kami pasti bisa merampungkan proyek ini on time, sesuai jadwal,” Iman Rehatsyah, Product Line Manager Pabrik Cilegon – PT Siemens Indonesia, menambahkan.
Proyek ini merupakan bagian dari kontrak yang dimenangkan Siemens AG, sebagai induk perusahaan, dari Pemerintah Mesir. Dalam kesepakatan bernilai 8 miliar Euro tersebut, Siemens didapuk membangun infrastruktur dan memberi bantuan teknologi untuk proyek ketenagalistrikan. Termasuk di dalamnya adalah proyek 3 unit PLTGU yang berkapasitas total 14,4 GW, dan masing-masing berlokasi di kawasan Upper Egypt, New Capital, serta Burrulus. Dengan demikian, proyek ini adalah proyek terpadu pembangkit listrik siklus gabungan (combined cycle) berkapasitas terbesar di dunia.
“Proyek pembangkit listrik di Mesir merupakan pembuktian komitmen Siemens dalam menyediakan solusi dan teknologi energi terpadu yang meliputi rekayasa teknik, pembangkit listrik tercanggih dan jaringan listrik,” pungkas Josef Winter.
(Esti)