Beranda ENERGI Kelistrikan Transisi Energi Sebagai Sebuah Keniscayaan

Transisi Energi Sebagai Sebuah Keniscayaan

Jakarta,TAMBANG,- Transisi energi dari energi berbasis fosil ke energi baru terbarukan menjadi sebuah keniscayaan. Secara perlahan minyak bumi dan batu bara mulai diganti dengan energi yang lebih bersih seperti panas bumi, tenaga surya dan sumber energi bersih lainnya. Di tambah lagi dengan semakin berkembangnya kendaraan listrik berbasis baterai yang bisa menekan konsumsi BBM untuk transportasi.

Ketua Umum KADIN Rosan Roeslani menegaskan hal ini dalam webinar Energy and Mining Editor Society (E2S) bertema “Collaboration to Accelerate Investment, Innovation and Technology in the Energy and Mineral Resources Sector, Senin (12/4/2021).

“Dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan kehabisan cadangan energi. Perlu segera melakukan transisi energi. Di saat yang bersamaan, biaya EBT semakin menurun dan investasi di level global yang terus meningkat. Ditambah lagi dengan beberapa komitmen global (Paris Agreement) dan nasional (UU No.16/2016), Pemerintah dan swasta bekerja sama untuk memastikan terwujudnya transisi energi,”tandas Rosan.

Rosan menyebutkan ada beberapa tantangan yang dihadapi pengusaha di sektor energi mulai dari kepastian hukum untuk investasi di sektor migas,ketidakstabilan pasar dan harga energi fosil, disparitas perkembangan ekonomi antar wilayah menyebabkan ability to pay konsumen yang berbeda-beda.

Sementara Rektor Institut Teknologi PLN, Iwa Garniwa, menyoroti soal target bauran energi 23 persen pada 2025. Padahal realisasi hingga 2020 hanya 11,2 persen. “Saya perkirakan capaian pada 2025 maksimal tambahannya delapan persen jadi realistisnya 19-20 persen,” ungkap Iwa.

Sejumlah pelaku industri berbasis batubara sudah mulai menjajaki potensi EBT. Sebut saja PT Indika Energy Tbk, yang mempunyai visi mencatatkan 50 persen pendapatan dari non-batubara pada 2025. PT Indika Energy Tbk. membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung (Kideco), di Paser, Kalimantan Timur.

“Aspek keekonomian EBT dan teknologi baterai semakin murah setiap tahun, hal ini dapat mengakselerasi pengembangan EBT,” pungkas Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid