Beranda Komoditi Timah: Ekspor Myanmar Masuk, Harga Turun

Timah: Ekspor Myanmar Masuk, Harga Turun

JAKARTA, TAMBANG. HARGA timah turun, menembus titik terendah dalam 5,5 tahun terakhir di Bursa Logam London, pekan lalu. Timah, yang banyak dipakai untuk industri elektronik, harganya turun antara lain akibat masuknya produk dari Myanmar.

 

Selama 60 tahun Myanmar dikucilkan dari pergaulan internasional akibat pemerintahannya menerapkan rezim militer. Baru sejak 2011 Myanmar membuka diri. Sejak itu, Myanmar pun ikut meramaikan pasar ekspor, mempengaruhi harga timah di pasar internasional.

 

Situs bursa Nasdaq, New York, kemarin memberitakan, turunnya harga timah diakibatkan adanya pasokan berlimpah dari Cina dan Myanmar. Beritanya dapat Anda lihat di sini.

 

Harga timah untuk kontrak tiga bulan, pada perdaganga awal di Bursa Logam London turun lebih dari 9% menjadi $13.600 per metrik ton, Jumat lalu. Harga kemudian ditutup pada $14.850. Dibanding dengan harga di awal tahun, harga turun 22%.

 

‘’Banyak pasokan dari sumber baru yang timahnya masih gampang ditambang,’’ kata Stefan Ljubisavljevic, analis pada konsultan Macquiarie Capital. Yang ia maksud adalah Myanmar, negara yang masih memiliki cadangan timah yang melimpah. Tahun ini diperkirakan Myanmar memasok 21.000 ton timah ke pasar internasional, sebagian besar ditujukan untuk pasar Cina.

 

Indonesia, yang dikenal sebagai pengekspor terbesar timah, berupaya keras menghadapi pasokan berlimpah itu dengan memangkas ekspor. Indonesia membatasi ekspornya sebanyak 4.500 ton sebulan, mulai April ini, untuk menjaga agar harga tidak jatuh.

 

Maret lalu Indonesia mengekspor 6.930 ton timah. Menurut para analis, ekspor yang cukup banyak ini dilakukan mumpung kuota pengurangan ekspor belum diterapkan.

 

Analis dari Commerzbank AG memperkirakan, harga timah akan terus turun mencapai $12.000, sebelum ada upaya ekstra untuk menghentikan penurunannya.

 

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah menerapkan berbagai aturan agar harga timah tidak turun. Tahun lalu Indonesia menerapkan kebijakan ekspor satu pintu, melalui Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia, untuk mengurangi kegiatan penyelundupan timah.

 

Juga ada upaya lain, seperti penertiban di bidang perizinan dan perpajakan. Tetapi secara umum, dampaknya bagi pasar internasional kurang terasa.

 

‘’Pengaruh beleid Pemerintah Indonesia bisa dikatakan sangat kecil, atau bahkan tak ada. Dengan kata lain, pasokan berlimpah belum akan berlalu,’’ kata Ljubisavljevic.

 

Permintaan terhadap timah sebetulnya masih terus bertambah. Industri elektronik mencakup sekitar 50% dari permintaan timah. Konsultan Macquarie memperkirakan, permintaan selama lima tahun ke depan akan tumbuh 2% setahun.

 

Meski permintaan bertambah, tetapi diperkirakan pasokan akan terus berlimpah. Harga diperkirakan cenderung turun di bawah $14.000 per ton.

 

Sumber foto: mmbiztoday.com