Beranda Galeri Tim Monitoring BPH Migas Pantau Pasokan BBM Di Nusa Penida

Tim Monitoring BPH Migas Pantau Pasokan BBM Di Nusa Penida

Jakarta-TAMBANG. Menghadapi Hari Raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melakukan monitoring ketersediaan dan pendistribusian BBM pada lokasi yang diperkirakan terjadi kenaikan volume konsumsi BBM. Juga di wilayah yang masuk dalam kategori Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).

 

Kegiatan dilakukan dua kali yakni sebelum Hari Raya Natal 2017 dan sebelum Tahun Baru 2017. Dalam tim tersebut dilibatkan juga perwakilan dari DPR, pihak Penegak Hukum yang diwakili Kepolisian, Kementrian Dalam Negeri dan jurnalis. Salah satu lokasi yang dipilih untuk kegiatan pasca Hari Raya Natal 2017 adalah Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

 

“Ini merupakan program rutin BPH Migas yang dilaksanakan setiap tahun. Tujuannya tidak lain untuk memastikan ketersediaan dan pendistribusian BBM menjelang hari raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Kita ingin memastikan BBM tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Hari Raya. Selain itu juga memastikan penerapan dan distribusi BBM Satu Harga,”terang Agung Gunarto, Kepala Seksi Pengawasan Ketersediaan BBM, BPH Migas.

 

Pulau Nusa Penida merupakan pulau terdepan, sesuai dengan Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Untuk mencapai pulau yang berdekatan dengan Pulau Nusa Lembongan ini bisa menggunakan moda transportasi fast boat dengan kapasitas penumpang 75 orang. Butuh waktu kurang lebih 30 menit  dari Sanur.

 

Dalam perjalanan kali ini, rombongan tim monitoring bergabung bersama wisatawan yang hendak menikmati keindahan dan kenyamanan pulau di bagian Selatan Bali tersebut. Setelah menyeberangi lautan yang kali ini agak tenang, tim pun sampai di Nusa Penida. Untuk menuju ke daratan tetap harus berhati-hati karena menyusuri dermaga terapung yang bergoyang mengikuti ombak.

 

Tim kemudian menuju ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang jaraknya hanya 150 meter dari pelabuhan. Ini merupakan satu dari tiga SPBU yang ada di Nusa Penida.

 

Untuk diketahui, SPBU ini baru saja diresmikan pada 4 November silam dan masuk dalam program BBM Satu Harga. SPBU yang dikelolah PT Marina Giri Nusa memiliki kapasitas tangki penyimpanan 3 kilo liter (kl) untuk Solar, 20 kl Premium, 20 kl Pertalite, 20 kl Pertamax dan Dexlite sebesar 5 kl. Pasokan BBM untuk SPBU ini berasal dari Terminal BBM Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

 

“Kami mengambil BBM di Terminal BBM Manggis menggunakan mobil tangki yang diangkut dengan kapal Ferry,”terang Pemilik SPBU I Wayan Sumantara.

 

Wayan juga menjelaskan sejauh ini dari beberapa jenis BBM yang dipasarkan, premium masih yang paling diminati masyarakat secara khusus para nelayan. Namun demikian konsumsi BBM jenis Pertalite juga meningkat yang biasanya dikonsumsi kapal-kapal wisata seperti fast boat dan Quick Silver Cruise.

 

“Memang untuk di Nusa Penida khusus bagi masyarakat kecil, issunya adalah harga. Mereka lebih memilih BBM yang harganya lebih murah bukan kualitasnya. Sehingga konsumsi premium masih tinggi di daerah ini,”terang Wayan.

 

Di Bulan November total penjualan Premium sebanyak 158.005 kilo liter sementara Pertamax sebanyak 49.382 kilo liter. Sementara Pertamax meski angka konsumsinya masih kecil namun tetap disediakan. “Biasanya dikonsumsi kendaraan dari Instansi Pemerintah dan sebagian kendaraan dari Jakarta yang mengkonsumsi Pertamax,”terang Wayan.

 

Selain itu, SPBU ini juga melayani masyarakat dari Pulau Lembongan dan Pulau Ceningan. “Di dua pulau ini belum ada SPBU sehingga masyarakat pengecer yang membeli ke SPBU ini. Untuk itu, agar tidak menjual dengan harga yang lebih mahal maka pengecer hanya boleh menjual dengan selisih Rp.1000 per liter,” tandas Wayan.

 

Saat ini ada kurang lebih 9 pengecer yang mengambil BBM di SPBU Kompak dan hampir semua Premium.

 

Untuk diketahui Tim BPH Migas melakukan monitoring BBM, Pra dan Pasca Natal secara serentak di beberapa daerah seperti Simanggaris (Nunukan, Kalimantan Utara), Tanjung Palas (Bulungan, Kalimantan Utara), Puring Kencana (Kapuas Hulu, Kalimantan Barat), Sajingan Besar (Sambas, Kalimantan Barat), Karimun Jawa (Jepara, Jawa Tengah), Ra’as (Sumenep, Jawa Timur), Labuhan Badas (Sumbawa).

 

Juga daerah seperti Wangi Wangi (Wakatobi, Sulawesi Tenggara), Wamoni Barat (Kepulauan Konawe, Sulawesi Tenggara), Liang (Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah), Melonguane (Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara), Morotai Utara (Maluku Utara), Weda (Halmahera Tengah, Maluku Utara), Moswaren (Sorong Selatan, Papua Barat), dan Supiori (Kepulauan Aruri, Papua).