Jakarta, TAMBANG – Curah hujan yang cukup tinggi tahun 2017 turut mempengaruhi kegiatan operasi produksi perusahaan tambang batu bara. PT Adaro Energi,Tbk misalnya, mencatat penurunan produksi di tahun 2017.
Sepanjang tahun lalu, total produksi batu bara mencapai 51,79 metrik ton atau turun 2 persen secara year on year. Selain itu sebelumnya PT Adaro Energy,Tbk mematok target produksi di tahun 2017 sebesar 52-54 juta ton.
Khusus di kuartal IV tahun 2017, salah satu produsen batu bara terbesar Indonesia ini memproduksi batu bara sebesar 12,43 metrik ton. Dibanding periode yang sama tahun 2016 terjadi penurunan 7 persen.
Produksi batu bara perseroan berasal dari PT Adaro Indonesia, Balangan Coal Companies dan Adaro MetCoal Companies (AMC). PT Adaro Indonesia di sepanjang tahun 2017 memproduksi batu bara sebesar 47,68 metrik ton. Dibanding tahun lalu turun 6 persen. Sementara penjualan batu bara sebesar 50,36 metrik ton yang mana lebih rendah 5 persen dibanding total penjualan tahun 2016.
Di kuartal IV tahun 2017, PT Adaro Indonesia berhasil memproduksi 11,36 metrik ton dan menjual 12,27 metrik ton. Capaian ini pun lebih rendah jika dibanding tahun 2016.
Anak usaha lain yang turut menyumbang produksi batu bara Perseroan adalah Balangan Coal Companies, yang dikuartal IV tahun ini memproduksi batu bara sebesar 0,84 metrik ton. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2016 sebanyak 0,50 metrik ton.
Sementara secara keseluruhan disepanjang 2017, Balangan Coal Companies memproduksi 3,21 juta ton. Meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2016 yang mana dari tambang ini dihasilkan 1,65 metrik ton.
PT Adaro Energy,Tbk juga mendapat pasokan batu bara dari anak usahanya Adaro MetCoal Companies. Ini merupakan produsen batu bara kokas semi lunak dan batu bara termal peringkat tinggi. Di kuartal terakhir 2017 berhasil memproduksi 0,23 Metrik ton.
Sementara secara keseluruhan di 2017, perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah ini memproduksi 0,90 Metrik ton. Ini merupakan tahun pertama bagi AMC melakukan aktivitas produksi. Batu bara dengan kualitas tinggi ini dikirim ke konsumennya yang tersebar di Eropa,Jepang , India, China dan Indonesia. Total penjualan sepanjang 2017 sebesar 0,74 metrik ton.
Malaysia Jadi Pasar Terbesar Adaro Energy
Penjualan batu bara pada kuartal IV tahun 2017 mencapai 12,39 Mt,atau turun 9 persen dari kuartal IV tahun sebelumnya. Sementara total volume penjualan untuk 2017 tercatat 51,82 Mt, atau turun 4 persen dibandingkan 2016.
Tujuan penjualan di tahun 2017 masih didominasi negara-negara berkembang Asia. Pasar domestik pun tetap menjadi prioritas dimana sejauh ini pasar domestik menguasai 20 persen dari total penjualan PT Adaro Energy,Tbk di tahun 2017.
Sementara untuk pasar ekspor, Malaysia masih menjadi pasar terbesar dengan menguasai 15 persen dari penjualan Adaro Energy. Ini terjadi karena negara tersebut mempunyai beberapa PLTU yang mulai beroperasi pada tahun yang sama.
Selanjutnya China dan Korea Selatan masing -masing meliputi 12 persen dan 11 persen dari penjualan perseroan. Kedua negara ini harus mengimpor untuk memenuhi peningkatan kebutuhan domestik.