Halmahera Tengah – TAMBANG. PT Teka Mining Resources (TMR) memulai pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) FerroNickel dengan total investasi senilai US$1,2 miliar atau setara Rp15,6 triliun di Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. Pembangunan smelter tersebut akan dilakukan dalam tiga tahap.
Antonius Setyadi, Komisaris TMR mengatakan, dana yang disiapkan untuk tahap I sebesar US$ 210 juta. Kemudian untuk tahap kedua sebesar US$ 610 juta dan tahap terakhir sebesar US$ 400 juta. “Jadi totalnya sekitar US$ 1,2 miliar atau Rp 16,6 triliunm” demikian jelas Setyadi kepada majalah Tambang usai acara pemancangan tiang pertama pembangunan smelter Nickel Pig Iron (NPI), di Weda, 9 Mei 2015.
Lebih lanjut ia mengatakan, kapasitas produksi NPI mencapai 900.000 ton per tahun dengan kadar Ni sebesar 8% sampai 10%. Rencananya untuk tiga tahapan tersebut membutuhkan 22 tungku dengan kapasitas masing-masing berkapasitas 80 meter kubik, dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Total kebutuhan energi yang dibutuhkan sebesar 535 MW. Pembangunan pembangkit listrik untuk memnuhi kebutuhan smleter akan dilakukan dalam tiga tahap, mengikuti pembngaunan tahapan smelter. Tahap pertama akan dibangun dengan kapasitas 2×100 MW, kemudian tahap kedua sebesar 2×25 MW dan tahap ketihga sebesar 2×135 MW.
“Untuk pembangunan smelter ini, 50 % lebih biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan energi. Kita akan menggunakan batubara sebagai pembangkit (PLTU). Sumber batu baranya akan didatangkan dari Kalimantan,” terang Setyadi lagi.
Ia menargetkan pada pertengahan 2016 atau akhir tahun 2016, pembangunan smelter tahap I sudah selesai dan sudah mulai berproduksi. Sementara untuk tahap kedua dan ketiga akan dilakukan setelahnya. Total waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan 3 tahap tersebut sekitar 5 sampai 7 tahun ke depan.
Hadir dalam acara pemancangan tiang perdana pembangunan smelter NPI milik TMR tersebut diantaranya Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, Bupati Halmahera Tengah Al Yasin Ali, pimpinan DPRD Provinsi Maluku Utara serta pimpinan dan karyawan TMR beserta masyarakat sekitar lokasi.
Teka Mining Resources (TMR) merupakan perusahaan patungan antara PT Tekindo Mining lestari (TML) degan perusahaan asal Changle, Fuzhou, China , Fujian Wugang Group. Fujian merupakan salah satu perusahaan pengolahan logam terbesar di China. TML merupakan pemilik konsesi tambang nikel dan Fujian merupakan pemilik teknologi smelter.
“Untuk pendanaan, 50% dari Fujian dan sisanya dari kita (TML). Karena belum ada bank yang membiayai, jadi untuk dari kita danannya dari kas internal perusahan,” demikian terang Setyadi sambil menyeruput air Guraka, minuman khas Ternate.