Jakarta, TAMBANG – PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) menargetkan volume produksi nikel sebesar 4,2 juta ton pada tahun 2024. Per Semester I, realisasi produksi CNI mencapai 50 persen.
“Untuk yang tahun 2024 (target produksi) sekitar 4,2 juta ton itu terdiri saprolit dan limonit. (Hingga Semester I) mungkin kita sudah memproduksi hampir setengahnya dari kita yang ditargetkan,” ungkap Sekretaris Perusahaan CNI, Imelda Kiagoes dalam International Battery Summit 2024 di Jakarta, Senin (29/7).
Dari sisi penjualan, CNI menargetkan sebesar 4,22 juta ton nikel berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2024. Imelda menyampaikan nikel tersebut di antaranya untuk memenuhi kebutuhan smelter yang ada di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.
“RKAB tahun ini penjualan 4,22 juta. penjualan kita ke smelter Morowali grade kita yang 1.65ka-1.7 itu grade kita,” beber dia.
Menurut Imelda, beberapa waktu lalu kinerja operasional sempat terganggu lantaran curah hujan yang cukup tinggi. Meski begitu, hal tersebut tidak begitu berdampak signifikan terhadap operasional perusahaan. “Kemarin kan faktor cuaca, tinggi curah hujan di site. (Produksi nikel) sudah mencapai 2 jutaan,” tutur dia.
Imelda optimis CNI bisa memenuhi target produksi nikel pada tahun ini. Hal tersebut tercermin dari realisasi produksi pada tahun 2023 yang mencapai 3,6 juta metrik ton. “Untuk tahun 2023 kita punya RKAB sudah terpenuhi, 3,6 juta ton nikel ore,” imbuh Imelda.
Baca juga: Istana Pastikan Program Hilirisasi Tambang Dilanjutkan Pemerintahan Baru
CNI juga saat ini sedang fokus membangun smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) tahap awal dengan 1 jalur produksi (1 x 72 MVA) untuk mengolah bijih nikel saprolite menjadi feronikel. Ke depannya akan dibangun sebanyak empat lajur produksi (4 X 72 MVA) secara bertahap dengan kapasitas produksi 252.700 ton per tahun.
Imelda menyampaikan bahwa smelter pertama ini bakal rampung bulan oktober 2024. “Kita punya RKEF smelter, ini akan selesai di oktober-november 2024 ini menghasilkan kadar nikel 22 persen,” ucapnya.
Smelter RKEF CNI nantinya akan mendapatkan pasokan listrik dari PT. PLN (Persero) dengan total kapasitas 414 MVA (352 MW) yang telah disepakati dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL), yang pasokan listriknya akan mulai dialirkan bertahap pada tahun ini.