Beranda ENERGI Energi Terbarukan Target 7200 MW, Pemerintah Lelang 5 WKP Geothermal Tahun 2018

Target 7200 MW, Pemerintah Lelang 5 WKP Geothermal Tahun 2018

Pemaparan Capaian Kinerja Ditjen EBTKE Kementerian ESDM di Kantor Ditjen EBTKE, Rabu (27/12)

Jakarta, TAMBANG – Tahun 2018, pemerintah akan melelang lima Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) untuk memenuhi 200 Mega Watt (MW) energi panas bumi.

 

Direktur Panas Bumi, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak, mengatakan, lima WKP yang dilelang yaitu WKP Telaga Rahu di Maluku dengan kapasitas 60 MW. WKP Gunung Pandan di Jawa Timur dengan 20 MW, WKP Suwawa, Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan  kapasitas 20 MW, WKP Lainea di Sulteng dengan 10 MW dan terakhir WKP Wap Salit di Gorontalo dengan kapasitas 20 MW.

 

“Untuk di Gorontalo sebenarnya kapasitasnya besar 160 MW tapi demandnya rendah jadi hanya 20 MW. Ini adalah rencana yang kita tergetkan terealisasi pada tahun 2018, bisa jadi ada kebijakan di tahun dapat tapi yang pasti rencana di tahun 2018, ini yang akan kita lelang WKP nya,” kata Yunus Saefulhak kepada wartawan.

 

Yunus menjelaskan, rencana lelang kemungkinan akan dilakukan pada Februari 2018 setelah Peraturan Menteri (Permen) ESDM mengenai lelang wilayah kerja, penugasan dan ijin panas bumi selesai pada Januari 2018 nanti.

 

“Kita tunggu Permen itu selesai, kemungkinan lelang baru pada Februari nanti,” jelasnya.

 

Upaya ini dilakukan untuk memenuhi target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, yang menargetkan 7200 MW. Saat ini dikabarkan sudah 4500 MW yang ter-deliver ke badan usaha dan kurang 1500 MW yang akan di deliver pada tahun 2018 nanti.

 

“Jadi dari target 7200 MW, dikurangi 1800 MW yang sudah menyala, sisanya yang akan dikembangkan. Sebanyak 4500 sudah ada badan usahanya, tinggal kita mencari lagi dengan penugasan dan lelang untuk tahun 2018 untuk mengejar target 7200 MW. Meski tetap disesuaikan dengan RUPTL dan demand yang ada, serta tergantung pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan listrik per tahunnya yang akan di sesuai per Desember,” jelasnya.

 

Selain itu dikatakan Yunus, tahun 2017 ini masih ada beberapa WKP yang masih dalam proses pengembangan dan baru selesai tahun depan, yaitu di Sorik – Marapi di Sumatera dengan 40 MW yang direncanakan selesai pada September 2018. Kemudian, Tiporia Di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 3 x 10 MW  namun menurut Yunus yang baru terprediksi sebesar 10 MW.

 

Dengan perkembangan pengembangan itu menurut Yunus, Indonesia sudah berhasil melampuai Filipina yang declaim dari 1850 MW menjadi 1600 MW. Sementara Indonesia kini dengan prediksi pengembangan yang masih proses saat ini, sudah mencapai 1838 MW. “Kalau kita mau claim, saat ini kita sudah melewati Filipina,” tukasnya.

 

Sementara itu, PLN yang mendapat pengembangan 12 WKP, saat ini masih ada empat yang masih belum dilakukan penugasan kepada PLN yaitu WKP Gunung Mendut dengan kapasitas 40 MW (Banten), WKP Sipaholon Ria-Ria dengan  20 MW di Sumut, WKP Danau Ranau dengan 40 MW di Lampung  dan terakhir WKP Borapulu sebesar 40 MW di Sulawesi Tengah (Sulteng).

 

“Itu kekurangannya yang belum diproses penugasan ke PLN,” pungkas Yunus.