Jakarta, TAMBANG – Seminar Indonesia Mining Outlook (IMO) 2019 yang digelar Majalah TAMBANG, menjadi referensi terkini para praktisi pertambangan.
Seminar yang digelar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (11/12) ini, dihadiri oleh 16 pembicara dari sektor mineral dan batu bara. Serta hadir para pengamat dan analis pertambangan.
“Indonesia Mining Outlook ke-5 ini merupakan agenda rutin Majalah Tambang. Tujuannya memberi gambaran bagi para pelaku pertambangan tentang prospek di tahun 2020, saya harap semua bisa mendapatkan informasi terbaru,” kata Direktur Majalah Tambang, Atep Abdurofiq saat memberikan sambutan, Rabu (11/12).
Acara ini dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama soal kebijakan pertambangan. Narasumbernya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot, Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, Pengamat Pertambangan Tino Ardhyanto, Kepala Divisi Mining and Minerals Indonesia MIND ID, Ratih Amri, Industry Cluster Lead – Energy & Natural Resources, SAP Southeast Asia David Coldrey, dan Christian Lundu Same dari Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika, Direktorat Jenderal Industri.
Lalu sesi kedua membahas secara khusus soal batu bara. Hadir sebagai narasumber Direktur Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Sujatmiko, Direktur Perencanaan Korporat PT Perusahaan Listrik Negara Syofvi Felienty Roekman, Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO) Bambang Tjahjono, President Director PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) Syah Reza.
Sesi ketiga fokus membahas soal mineral. Narasumber yang hadir Direktur Pengusahaan Mineral Ditjen Minerba Kementerian ESDM Yunus Saefulhak, Direktur Verifikasi Pengolahan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Achmad Gunawan Widjaksono, Direktur Operasi PT Timah Tbk Alwin Albar, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia Meidy Katrin Lengkey, Head of Exploration Harita Group Robby Rafianto.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot mengungkapkan forum ini sagat bagus karena tidak semua orang paham tentang pertambangan. Beberapa waktu lalu Bambang berkunjung ke Medan, Makassar, dan Balikpapan untuk melakukan evaluasi kebijakan tambang kepada berbagai macam profesi serta masyarakat. Bambang mengungkapkan mereka memberikan komentar negatif terhadap berbagai aspek pertambangan seperti aspek sosial, lingkungan, akses manfaat dan lainnya.
Namun setelah diadakan diskusi pendangan mereka lebih terbuka terhadap pertambangan.
“Forum ini sangat bagus, karena pertambangan itu ternyata tidak dipahami oleh semua publik,” ungkap Bambang.