Jakarta, TAMBANG – Pemerintah secara tegas akan menghentikan ekspor raw material atau mineral mentah pada Juni ini kecuali perusahaan yang sedang membangun pabrik peleburan dan pemurnian (smelter). Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.
“Kan sudah jelas yang gak bangun smelter (dilarang ekspor), tapi kalau bangun smelter sudah keluar 50%, ya kita masih akan mengevaluasi,” ucap Arifin di Gedung ESDM, Jumat (19/5).
Arifin menyebutkan sejauh ini belum ada perusahaan yang mengajukan relaksasi meski larangan ekspor tinggal menghitung hari. Meski begitu, dia tak ambil pusing lantaran pihaknya sudah memberi kesempatan kepada pelaku usaha tambang untuk membangun smelter dari jauh-jauh hari.
“Saya rasa yang lain tau posisinya ya. Sekarang sudah dikasih kesempatan semuanya sama, ya bangun aja,” beber dia.
Dia kemudian menceritakan perkembangan proyek smelter bauksit di lapangan yang ternyata kondisinya masih jalan di tempat. Bahkan saat pihaknya blusukan ke lokasi, area yang akan dibangun jadi pabrik itu masih berupa tanah lapang.
“Nah itu (bauksit), selama ini kita percaya hasil survei hitung-hitungannya, ternyata kita lihat masih lapangan bola, masih bagus lapangan bola malahan,” jelasnya.
Soal relaksasi izin ekspor ini sebelumnya sudah diterapkan pada konsentrat tembaga. Adalah PT Freeport Indonesia dan AMMAN yang dapat relaksasi ekspor tersebut hingga Mei 2024.
Kedua perusahaan sudah melakukan pembangunan smelter tembaga dengan progres lebih dari 50 persen.