Kalkuta, India – TAMBANG. Salah satu pasar terbesar bagi batu bara Indonesia adalah India, yang masih mengandalkan energi tersebut sebagai sumber listrik. Sayangnya, mulai tahun 2017 mendatang India mewacanakan penghentian impor batu bara untuk memasok pembangkit-pembangkitnya.
“Kita akan melihat kecenderungan penurunan di tahun ini. Dan dalam dua atau dua setengah tahun ke depan, impor batu bara termal akan dihentikan. Sementara untuk batu bara berkalori tinggi (batu bara metalurgi) yang dipakai di pabrik baja kemungkinan masih akan terus diimpor,” ujar Menteri Batu Bara India, Piyush Goyal, sebagaimana dilansir The Hindu Business Line, Jumat (15/5).
Menurutnya kecenderungan penurunan impor batu bara yang akan semakin tajam itu disebabkan oleh kondisi ketersediaan pasokan lokal yang jauh lebih baik. Coal India Limited, BUMN India yang merupakan produsen batu bara terbesar di dunia, memang mampu mencatat tambahan produksi 32 juta ton batu bara di tahun 2014 dibanding tahun sebelumnya.
Bila benar demikian, berarti tahun pembukuan 2014-2015 lalu merupakan puncak tertinggi impor batu bara termal India. Angkanya mencapai 188,4 juta ton. Jumlah itu sama dengan 40% produksi batu bara Indonesia per tahun.
India adalah importir batu bara termal terbesar kedua, di bawah Cina yang menduduki ranking puncak. Karenanya penurunan atau penghentian impor oleh India akan sangat berpengaruh terhadap harga batu bara. Yang merasa dampaknya tentu pemasok besar, khususnya Indonesia.
Indonesia selama ini memegang peran penting sebagai pemasok batu bara terbesar bagi pembangkit-pembangkit di India. Sekitar 120 juta ton dari 400 juta ton batu bara yang dikapalkan dari Indonesia, bertujuan ke pelabuhan- pelabuhan di India.
Batu bara bernilai kalori kotor 4.200 (GCV/ADB) dari Indonesia saati ini dihargai US$ 38 per ton di pelabuhan-pelabuhan India. Harga tersebut pun sudah berkurang 15%-20% dibanding tahun sebelumnya.
Menteri Batu Bara India itu pun menargetkan pertumbuhan produksi Coal india Limited hingga 15% per tahun, selama 5 tahun ke depan. Sehingga produksi batu bara di tahun 2020 bisa berlipat ganda menjadi 1 miliar ton, dari sekitar 500 juta ton tahun ini.
Sampai dengan bulan April lalu, Coal India Limited sudah menunjukkan peningkatan produksi hingga 11%.
Di luar kontribusi Coal India Limited, produksi batu bara dari BUMN lain ataupun perusahaan swasta juga diharapkan nai. Secara keseluruhan India berharap bisa mencatatkan rekor produksi hingga 1,5 miliar ton pada tahun 2020.
Dari sisi konsumsi pun, India punya target yang tak kalah ambisius. Program pembangunan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebanyak 15 – 20 gigawatt sudah dicanangkan, untuk menambah proyek 30 gigawatt yang saat ini masih dalam penggarapan.