Jakarta,TAMBANG,- Kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang beroperasi di wilayah Tuban, Jawa Timur baru saja selesai menjalani proses peremajaan peralatan (pitstop). Peremahaan ini berhasil meningkatkan kinerja platformer kilang sehingga kapasitasnya saat ini menjadi 50 KPBD (ribu barrel per hari) dari yang sebelumnya 37 KPBD.
Peningkatan kapasitas ini melampaui yang ditargetkan dalam Rencana Kerja perusahaan, yaitu 45 KPBD. Selain peningkatan kapasitas, Kilang TPPI ini juga berhasil meningkatkan kemampuan pengolahan feedstock ke feedstock yang lebih sour, yaitu dapat mengolah naphtha dengan maksimum 320 ppm meningkat dari sebelum pitstop maksimum 100 ppm.
Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Hermansyah Y Nasroen menyampaikan bahwa Kilang TPPI merupakan kilang petrokimia yang saat ini dapat beroperasi secara dual mode, yaitu Gasoline dan Petrochemical.
“Profil produksi tergantung dari hasil optimasi hilir di Pertamina Group, dan untuk masing-masing single mode mempunyai kemampuan maksimum produksi 1.680 barrel per bulan untuk Gasoline dan 600 KTPA (ribu ton per tahun) untuk Petrochemical. Dengan kemampuan pengolahan feedstock yang lebih sour juga akan memberikan keleluasan dalam penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis dan mendapatkan Biaya Pokok Produksi yang lebih kompetitif,” jelas Hermansyah.
Produk utama yang dihasilkan di Kilang TPPI berupa produk aromatik, antara lain Paraxylene, Benzene, Orthoxylene, Heavy Aromatic dan Toluene. Selain itu, Kilang TPPI juga menghasilkan produk lain, seperti Light Naphtha dan BBM seperti Pertalite.
Pitstop atau periode pemeliharaan yang dilakukan oleh TPPI dilakukan dengan penggantian dan peremajaan beberapa peralatan, antara lain Center Pipe, Scallops Catmax, Packinox dan Internal Cleaning Colum.
“Pitstop ini juga dilakukan sebagai persiapan untuk kegiatan yang lebih besar, yaitu revamping dan upgrading Platformer Unit yang direncanakan akan dilaksanakan pada Agustus 2023 mendatang,” lanjut Hermansyah.
Kilang TPPI saat ini dimiliki oleh beberapa shareholder, yakni Tuban Petrochemical Industries, Pertamina dan beberapa shareholder lainnya. PT Kilang Pertamina Internasional sebagai subholding Pertamina untuk bisnis refining and petrochemical diberikan penugasan secara virtual untuk melakukan monitoring kinerja dari TPPI.
Hermansyah menjelaskan bahwa sejak 2021, Kilang TPPI mulai dilakukan proses pengembangan. Pada tahun 2021 telah dilakukan proyek revamping 5 buah tangki, Maret 2023 pitstop melalui perbaikan dan peremajaan peralatan, Agustus 2023 revamping Upgrade Platformer.
“Di tahun 2026 diharapkan penyelesaian proyek Olefin sehingga TPPI dapat berkontribusi lebih maksimal lagi dalam pemenuhan kebutuhan BBM terutama saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri seperti saat ini. Kilang TPPI juga memproduksi petrochemical untuk kebutuhan dalam negeri yang masih mempunyai pasar sangat besar,” pungkas Hermansyah.
Untuk diketahui, PT Kilang Pertamina Internasional merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance). PT KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.
PT KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata Kelola perusahaan yang baik.