Jakarta,TAMBANG, Meski harga batu bara sedang dalam trend melemah, catatan positif berhasil dibukukan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) dalam tiga bulan pertama tahun ini. Perseroan sukses membukukan pendapatan sebesar US$125,84 juta atau naik 798% dari periode sebelumnya sebesar US$14,01 juta. Dari sana, perseroan mencatat laba bruto sebesar US$30,59 juta juta lebih tinggi 220% dari periode sebelumnya di angka US$9,56 juta. Sementara laba usaha juga naik lebih menjadi US$28,18 juta dari sebelumnya US$8,59 juta.
Kemudian laba neto juga naik menjadi US$10,87 juta dari periode sebelumnya sebesar dari US$2,40 juta. Laba neto ini dapat diatribusikan kepada pemilik entitas Induk menjadi US$10,31 juta atau naik 761% dari sebelumnya US$1,19 juta.
Direktur Utama Perseroan, Ray Gerungan menyatakan bahwa akuisisi PTT Mining Ltd yang saat ini telah berganti nama menjadi Nusantara Mining Limited (“NML”) telah membantu perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan hingga 798% di kuartal 2023. “Ini menunjukan bahwa strategi akuisisi Perseroan berhasil meningkatkan nilai tambah kepada para pemegang kepentingan Perseroan,”terang Ray dalam keterangan pers, Jakarta (22/5).
Bahkan menurut Direktur Keuangan Perseroan, Michael Wong, Pendapatan ini belum mewakili kinerja NML secara penuh untuk 3 bulan pertama 2023 karena Perseroan hanya mengkonsolidasi dua bulan sejak efektifnya tanggal akuisisi. “Seandainya Perseroan melakukan konsolidasi tiga bulan penuh, maka Pendapatan Perseroan meningkat menjadi US$175,27 juta dari sebelumnya US$14,01 juta atau lebih dari 11x lipat. Kita akan tetap menjaga kinerja baik ini ke depannya,”terang Michael.
Kinerja Operasi
Dari sisi operasional, volume produksi batu bara pada kuartal I tahun ini tercatat sebesar 1.514.925 ton. DIbanding periode yang sama tahun lalu ada kenaikan 1,9% dimana kuartal I/2022 tercatat sebesar 1.486.189 ton. Kenaikan produksi ditopang oleh curah hujan yang lebih rendah pada bulan Januari- Februari 2023. Volume pengupasan lapisan penutup pada kuartal 2023 mencapai 19,93 juta bank cubic meter (Mbcm), atau naik 8.7%% dari 18,34 juta bcm pada kuartal I/2022. Sementara nisbah kupas pada tiga bulan pertama tahun ini tercatat 13,2x, atau lebih tinggi 6,6% dari 12,3x pada kuartal I/2022.
Pada kuartal I tahun ini juga tidak terdapat insiden Lost-Time Injury (LTI) dari seluruh operasi, melanjuti kinerja positif dengan 525 hari dari tanpa insiden LTI.
Sementara volume penjualan batu bara pada kuartal I-2023 naik 3,1% menjadi 1.397.000 ton dari 1.355.000 ton pada kuartal i/2022. Capaian ini lebih kecil 3.1% dari 1.442.000 ton pada kuartal VI/2022. Dari segi pemasaran, melanjutkan performa baik di 2022, Sakari akan melanjutan pengembangan dengan fokus kepada potensi pasar baru dengan berkualitas dan mengembangkan usaha dengan pelanggan yang sudah lama, dengan mengedepankan pelayanan untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal
dengan resiko minimal. Sementara regional Asia Utara (Jepang, Korea Selatan and Taiwan) merupakan kontributor terbesar penjualan Sakari group di tahun 2022, dan akan terus fokus untuk mengembangkan potensi pasar di tahun 2023.
Selama kuartal I-2023, harga jual rata-rata di USD 127.58/ton, termasuk kontribusi penjualan domestik. Harga jual rata-rata yang baik dicapai dari kombinasi harga jual fixed yang tinggi kepada beberapa pelanggan dan kontrak berbasis index harga acuan batu bara dengan pembeli.
Kemudian Volume barging batu bara dari PT Mitratama Perkasa pada kuartal/2023 tercatat sebesar 4.545.773 ton setara dengan penurunan 12,6% dari 5.198.811 ton pada kuartal 2022 dan setara dengan penurunan 2,6% dari 4.667.644 ton pada 4Q 2022. Volume barging batu bara dari PT Nusa Tambang Pratama pada kuartal/2023 sebesar 10.713.903 ton setara dengan kenaikan 20,2% dari 8.911.531 ton pada kaurtal 2022 dan setara dengan penurunan 12,1% dari 12.183.718 ton pada kuartal I/2022.