Jakarta – TAMBANG. Naskah Rencana Pengembangan (Plan of Development / PoD) Blok Lemang milik PT Sugih Energy Tbk (SUGI) sudah diserahkan kepada SKK Migas. Karena belum mendapatkan konfirmasi, Sugih Energy kini menunggu persetujuan untuk bisa memulai kegiatan operasional produksi.
“Blok Lemang telah mengajukan dan menyampaikan Naskah Rencana Pengembangan untuk kegiatan operasional produksi kepada pihak regulator, yakni SKK Migas,” demikian tertulis dalam Laporan Eksplorasi Bulan Maret 2015 yang disampaikan Fachmi Zarkasi, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Sugih Energy, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/5).
Selain Blok Lemang, Sugih Energy juga menggarap eksplorasi di Blok Kalyani. Blok Kalyani telah menyelesaikan fase eksplorasi studi internal geologis & geofisika. Saat ini, Blok Kalyani juga masih menunggu izin penggunaan lahan dari Kementerian Kehutanan, untuk pelaksanaan survei seismik 2D.
“Pelaksaaan survei seismik 2D direncanakan akan mencakup area seluas 103 km di daerah Bentayan, yang merupakan bagian dari kawasan area penggunaan lain dan hutan produksi,” jelasnya.
Pelaksanaan studi lanjutan secara spesifik sedang berlangsung di Blok Bentayan, dengan tujuan mematangkan rencana usulan untuk melakukan pengeboran satu sumur eksplorasi, sebagai pemenuhan Komitmen Pasti Eksplorasi.
“Rencana pelaksanaan pengeboran ini sudah tercakup dalam Rencana Kerja dan Anggaran 2015 (WPnB 2015). Dan sebelum memulai pelaksanaan tersebut, dipersyaratkan untuk medapatkan Persetujuan Pengeluaran (Autorization for Expenditures) dari pihak regulator, yakni SKK Migas,” tambahnya.
Ke depan, rencana yang sudah disusun untuk penggarapan eksplorasi Blok Kalyani tak berubah dari sebelumnya. Rangkaian rencana tersebut meliputi pembelian data subsurface dan data produksi, pengurusan izin penggunaaan lahan, serta persiapan tender pengadaan jasa survei seismik 2D.
Biaya yang sudah diperhitungkan dan dicadangkan untuk kebutuhan rencana kerja tersebut mencapai hampir US$ 1,32 juta. Pembelian data subsurface dan data produksi hanya akan memakan US$ 17.664, sementara survei seismik diperkirakan menelan dana US$ 1,3 juta. Kedua mata anggaran itu pun sudah mendapat persetujuan dari SKK Migas.