Beranda Komoditi Soal Temuan Litium di Jateng, Menteri Bahlil Beri Tanggapan Begini

Soal Temuan Litium di Jateng, Menteri Bahlil Beri Tanggapan Begini

Bahlil idle

Jakarta, TAMBANG – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menanggapi temuan litium dan boron yang terdapat di beberapa titik di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kata dia, kedua komoditas tersebut baru sebatas potensi sehingga belum bisa diputuskan terkait investasinya.

“Jadi tahapannya masih panjang. Kita harus cek eksplorasinya dulu,” ujar Menteri Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Kamis (25/1).

Jika cadangan dan sumber dayanya besar serta punya nilai ekonomi tinggi, pihaknya akan membuat perencanaan matang, terutama dalam menarik investor.

“Kalau potensi perkiraannya itu ada, maka tahap kedua adalah akan melakukan eksplorasi. Dari sana baru kita bisa lihat apakah cadangannya ekonomis atau tidak, berapa banyak. Semua kemungkinan kalau kita dapatkan, kita baru akan membuat rencananya,” beber Bahlil.

Terkait litium yang berpotensi dijadikan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik atau Lithium Ferro Phosphate (LFP), Bahlil menyebut bisa saja diolah untuk itu asal menguntungkan dari sisi keekonomian.

“Tapi kalau pertanyaannya adalah untuk kita membuat LFP, ya kita lihat mana yang menguntungkan untuk kita. Bagi kita yang penting kita untung dan negara kita bsa kelola hasil-hasil kekayaannya,” jelas dia.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) lewat Badan Geologi menemukan litium dan boron yang potensial dijadikan bahan baku baterai kendaraan listrik alias electric vehicle (EV).

Kedua mineral tersebut ditemukan di lima lokasi di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Kelima lokasi tersebut yakni Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, Jono, Crewek dan Kasonga.

“Badan Geologi telah melakukan eksplorasi mineral litium dan boron. Hasil penyelidikan yang kami lakukan menunjukkan beberapa wilayah dengan kadar litium dan boron yang cukup menjanjikan,” ujar Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid dalam konferensi pers di Bandung, Jumat (19/1).

Boron sendiri merupakan mineral untuk hydrogen fuel cell atau energi alternatif untuk kendaraan listrik. Boron juga bahan baku dari neodymium iron boron (NdFeB) magnet dan bahan baku untuk pyrex untuk obat-obatan.

“Permintaan boron ini naik 30 persen pada tahun 2022 dan diprediksi akan terus melambung seiring dengan permintaan EV dan industri energi baru terbarukan pada masa mendatang,” imbuh Wafid.