Jakarta-TAMBANG. Kinerja Blok Fasken di Texas Amerika yang menghasilkan shale gas terus menunjukkan hasil yang memuaskan. Fasken merupakan lapangan shale gas hasil kerjasama antara PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) dan Swift Energy.
Pada Juli 2014 atau pada saat Saka Energi mulai dalam kerjasama itu, produksi gas di Lapangan Fasken sebesar 30 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Pada saat ini produksi telah melonjak lima kali lipat menjadi 154 MMSCFD. Sampai akhir tahun, produksi shale gas di Blok Fasken diproyeksikan akan terus meningkat sampai 190 mmscfd.
Direktur Operasional Saka Energi, Tumbur Parlindungan menjelaskan, peningkatan produksi shale gas di blok Fasken telah sesuai proyeksi. Dengan tingkat produksi yang terus meningkat dan kebutuhan shale gas di Amerika yang semakin besar, investasi Saka di blok Fasken diharapkan akan semakin meningkatkan nilai perusahaan.
“Kami bersyukur kinerja blok Fasken telah berjalan sesuai proyeksi. Produksi shale gas yang telah meningkat lebih dari lima kali sejak blok ini mulai berproduksi membuktikan bahwa keputusan strategis ini positif bagi perusahaan,” jelas Tumbur di Jakarta, Rabu (26/8).
Tumbur menegaskan, investasi Saka di blok Fasken merupakan investasi langsung pada lapangan gas dan bukan pembelian saham perusahaan. Dengan investasi langsung pada lapangan gas, maka keekonomian investasi tidak terpengaruh oleh nilai perusahaan partner. Investasi langsung pada lapangan gas Fasken juga membuat banyak tenaga ahli Saka yang terlibat langsung dalam proses produksi shale gas di blok Fasken.
“Hal ini sejalan dengan tujuan investasi Saka di blok ini yaitu menguasai teknologi know-how, manufacturing process dalam eksploitasi serta menyediakan sumber energi bagi kebutuhan Indonesia ke depan,” kata Tumbur.
Lapangan Fasken memiliki kandungan shale gas hingga sekitar 1 triliun cubic feet gas (TCF). Infrastruktur pipa gas yang mendukung lapangan ini memiliki kapasitas hingga 250 MMSCFD dan dapat melalui LNG plant (Kilang LNG) yang ada di Texas.
“Gas dalam bentuk LNG inilah yang bisa diekspor dari AS ke pasar luar negeri, termasuk ke Indonesia. Kami berharap inisiatif Saka untuk berinvestasi di blok Fasken ini dapat berkontribusi dalam pemenuhan energi nasional,” jelas Tumbur.
Dalam pengembangan blok Fasken, Saka Energi membentuk Joint Venture (JV) bersama Swift Energy sejak bulan Juli 2014. Komposisi kepemilikan sahamnya adalah, Saka Energi sebesar 36% dan Swift Energy 64%. JV ini akan beroperasi sampai akhir produksi shale gas dari blok tersebut.
Lapangan Fasken terletak di daerah tren Unconventional Resources Eagle Ford yang memiliki cadangan hidrokarbon sangat besar dan didukung oleh infrastruktur pipa serta infrastruktur LNG yang telah terhubung dengan pasar.
Selain mengelola Blok Fasken di AS, Saka Energi juga memiliki hak partisipasi di sejumlah blok migas di dalam negeri. Misalnya blok migas di Ujung Pangkah dengan hak partisipasi mencapai 100%, Blok Ketapang (20%), Blok South Sesulu (100%) dan Blok Bangkanai (30%), Blok South East Sumatera (8,9%), Blok Muara Bakau (11,66%), Blok West Bangkanai (30%) dan Blok Muriah (20%).
“Sebagai anak perusahaan PGN, Saka akan terus mengambil inisiatif untuk memperkuat sumber migas bagi ketahanan energi nasional. Dengan strategi investasi yang terukur, disiplin dan hati-hati, Saka optimistis partisipasi di blok-blok migas ini akan memberikan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian Indonesia,” kata Tumbur.