Jakarta, TAMBANG – Butuh waktu kurang lebih tiga jam perjalanan menggunakan speed boat dari Tarakan menuju Seruyung. Di tempat inilah tambang emas yang dikelola PT Sago Prima Pratama beroperasi. Perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) ini, mulai produksi pada awal tahun 2014.
Setelah menjalani pemeriksaan di pos yang ada di pelabuhan, Tim Majalah TAMBANG kemudian menuju ke Mess. Butuh waktu kurang lebih 10 menit menuju ke mess. Setelah beristirahat sejenak, akvitas selanjutnya adalah ke kantor dan bertemu pimpinan di site. Kami diterima Awaludin Sobir, Manager Processing Plant. Saat itu General Manager sekaligus Kepala Teknik Tambang, Arissandi sedang ada di Jakarta.
Bertempat di salah satu ruangan rapat, kami mendapat penjelasan dan juga briefing terkait safety. Ini prosedur yang wajib dilakukan di hampir semua tambang. Safety merupakan aspek yang paling penting. Maklum aktifitas di tambang, dikenal sebagai kegiatan dengan tingkat risiko tinggi.
Aktifitas selanjutnya adalah shalat zuhur di mushalla yang ada dekat kantor. Ini juga yang menarik di lokasi tambang emas ini. Di lokasi tambang ini, ada tujuh mushalla yang dibangun di beberapa lokasi proyek mulai dari daerah penambangan, lokasi pengolahan, di kompleks perkantoran dan beberapa tempat lain.
“Ini dibangun atas inisiatif masing-masing departemen dan didukung penuh oleh manajemen,” terang Awaludin Sobir, Manajer Processing Plant.
Setelah bertemu dan mendapat penjelasan dari Manajemen PT Sago Prima Pratama, kegiatan selanjutnya melakukan aktifitas ngabuburit di sekitar mess. Dikejauhan tampak ada aktifitas yang berjalan seperti biasa. Baik di pit kemudian di lokasi penghancuran batuan dan juga di pengolahan.
Awaludin menjelaskan mushalla yang tersebar di masing-masing departemen ini, dimanfaatkan pekerja untuk menunaikan ibadah lima waktu. “Daripada harus ke masjid yang letaknya cukup jauh. Pekerja di hari biasa untuk ibadah lima waktu selain hari Jumat dilakukan di mushalla terdekat,” terang Awaludin.
Ia pun mengakui, bahwa kehidupan keimanan para pekerja sudah semakin baik. Ini terlihat dari kehadiran mereka di mushalla atau masjid. Apalagi site ini, rutin mendatangkan ustadz dari luar, baik dari sekitaran Kalimantan atau pun dari daerah Jawa.
“Kami ingin membangun kesadaran setiap pekerja, bahwa hidup itu harus seimbang antara hal rohani dengan jasmani. Jika itu sudah dilakukan dengan seimbang, maka kesuksesan bisa diraih. Intinya ada tiga hal, yakni kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas,” tandas Awaludin.
Ketika waktu menunjukkan pukul 18.00 WITA, kegiatan persiapan buka puasa pun dimulai. Semua terlihat bergegas ke Masjid Al-Qadri. Ini masjid yang dibangun di lokasi tambang. Acara dimulai dengan kultum (kuliah/hikmah tujuh menit) yang dibawakan oleh Ustadz M. Bayu Wiyono. Saat suara adzan berkumandang, semua pun mulai berbuka puasa. Menu berbuka sore itu, ada es Krim, pisang rebus dan tidak ketinggalan kurma.
Setelahnya dilanjutkan dengan menjalankan shalat magrib berjamaah. Malam itu Ustadz Bayu yang menjadi imam. Lalu masing-masing bergegas menuju kamar makan. Setelah makan malam, dilanjutkan dengan shalat tarawih dan pengajian Al-Qur’an.
Selain kegiatan bersama, Awaludin juga menjelaskan, ada kegiatan yang juga dilaksanakan di tambang ini, yakni buka puasa bersama. Masing-masing departemen melaksanakan kegiatan buka puasa bersama. Semua pegawai di departemen diundang, termasuk yang nonmuslim. Juga beberapa rekan dari departemen lain.
“Kita ingin berbagi suka cita dan berkah bulan ramadhan bersama sama semua orang. Dan juga acara ini bertujuan membangun kebersamaan dan kekeluargaan,” terang Awaludin.
****
Semangat membangun keseimbangan antara kehidupan rohani dengan kerja duniawi, sudah dibangun sejak awal project ini dibangun. General Manager sekaligus Kepala Teknik Tambang PT Sago Prima Pratama Arissandi menjelaskan hal ini. Ditemui di Jakarta, Arissandi membuka dengan kisah bagaimana awal mereka membangun tambang emas ini.
“Kalau saya selalu berpikir bahwa sebagai manusia kita berusaha, tetapi yang menentukan adalah Yang Di Atas, Tuhan. Ini juga merefleksikan beberapa tahun lalu ketika mulai membangun proyek ini. Kami sadar benar, bahwa kami tidak mungkin bisa membangun proyek ini tanpa campur tangan Tuhan,”kata Arissandi.
Menurutnya ketika awal yang mereka temukan hanya hutan, rawa dan tidak ada apa-apa. Bandingkan dengan sekarang sudah seperti kota kecil dengan tempat tinggal minimal seperti hotel berbintang II.
“Sampai menjadi seperti sekarang itu, sudah luar biasa dan kami sadari benar, bahwa itu terjadi tidak semata usaha manusia. Ada peran dan campur tangan Tuhan,” ujar Arissandi.
Atas dasar itu, menurutnya Ia dan segenap pekerja di tambang emas Seruyung, merasa perlu untuk selalu bersyukur. Ini ditunjukkan dengan menyediakan sarana ibadah untuk semua pekerja. Juga mendukung segala upaya para karyawan dalam menjalankan ibadah.
“Saya senang sekali karena saya punya tim yang juga punya kualitas kehidupan rohani yang bagus. Pak Awaludin Sobir, Pak Widyo, Pak Mudjiono. Kemudian di Kristen juga ada Pak Moody, Pak Salmon. Mereka bisa menjadi pemberi teladan,” ungkap Arissandi.
Jadilah di area tambang ini berdisi tujuh mushalla, satu masjid dan satu gereja. Juga ada dua bukit doa, untuk para karyawan yang beragam Kristen.
“Di awal kita bangun mushalla sederhana, gereja sederhana. Sekarang sudah bisa dibilang permanen. Saya mendukung selain sibuk kerja, kita juga tidak boleh lupa untuk bersyukur dan memohon pada Yang Di Atas. Intinya Kita harus selalu bersyukur,” ungkap Arissandi.
Bahkan menurutnya, ia pernah memetakan keseluruhan tambang ini dan terlihat, bahwa lokasi tambang ini dikelilingi oleh mushalla dan dua bukit doa.
“Saya pikir Seruyung ini kelelilingi oleh orang yang selalu berseru dan memohon,” tandas Arissandi.
Tidak hanya itu, pengurus masjid dan pengurus gereja pun diberi kebebasan untuk merancang acaranya. Di hari-hari biasa, setiap Kamis akan didatangkan ustadz dari berbagai tempat di Kalimantan. Kegiatannya beragam mulai dari pengajian, kultum, tausiah dan khutbah Shalat Jumat.
“Biasanya Kamis datang dan Sabtu pagi kembali,” terang Arissandi.
Selanjutnya pada Sabtu pagi akan datang pendeta untuk memimpin kebaktian pada hari Minggu. Hari Senin pagi akan kembali.
“Dan mereka senang melayani para pekerja di perusahaan seperti kami,” ungkap Arissandi lagi.
Sementara untuk Ramadhan, biasanya mendatangkan ustadz untuk jangka waktu yang lama. Kali ini Ustadz M. Bayu Wiyono tinggal selama sebulan lebih. Kalau di Ramadhan sebelumnya, biasanya ada dua ustadz yang diundang, masing-masing dua minggu. Selama bulan Ramadhan ada banyak kegiatan yang dilakukan yang bertujuan menambah kadar keimanan. Juga ada acara buka bersama, tarawih bersama. Kemudian ketika Hari Raya Paskah dan Natal, mereka juga mengundang pendeta yang berasal dari seluruh Kalimantan dan mengadakan Ibadat Natal Bersama.
“Intinya harus ada keseimbangan antara kerja dengan berdoa. Karena kita boleh berusaha tetapi Tuhan yang menentukan,”pungkas Arissandi.