Jakarta, TAMBANG – Pergerakan IHSG sepanjang pekan kemarin masih melanjutkan pelemahannya. Meski pada pertemuan The Fed masih mempertahankan tingkat suku bunganya namun, tidak langsung membuat laju Rupiah dan pasar obligasi membaik. Sehingga pelaku pasar pun masih mengamankan posisi dan aksi jual yang berujung pada pelemahan pun tidak terelakan.
Binaartha Institutional Research, pada 5 Mei, mencatatkan, pergerakan IHSG di pekan kemarin melemah 0,34 persen atau di bawah dari pekan sebelumnya yang turun 6,60 persen. Adapun high level yang diraih mencapai 6012 di bawah sebelumnya di 6360 dan level terendah yang dicapai mencapai 5768 dari sebelumnya 5885.
Meski diselingi hari libur May Day namun, IHSG mampu bangkit dan menapak di zona hijau. Menghijaunya kembali bursa saham Asia meski tidak dibarengi dengan pelemahan bursa saham AS sebelumnya dan kembali terdepresiasinya Rupiah, membantu IHSG berbalik positif. Masih adanya sejumlah berita positif emiten, terutama dari perkiraan membaiknya kinerja kuartal pertama 2018 juga turut membantu IHSG berbalik positif.
Rilis inflasi sebesar 0,1 persen (MoM) yang lebih rendah dari bulan sebelumnya dan masih adanya aksi beli pelaku pasar cukup membantu IHSG untuk dapat berbalik ke zona hijau meski tipis. Adapun pergerakan Rupiah yang kembali terdepresiasi dan masih adanya aksi jual asing tidak terlalu menghalangi IHSG untuk kembali ke zona hijau.
Pasca menguat, laju IHSG berbalik melemah. Kembali melemahnya laju bursa saham AS berimbas negatif pada pergerakan IHSG. Meski The Fed tidak menaikan tingkat suku bunganya namun, pandangannya terhadap potensi kenaikan inflasi AS memberikan dampak pada kembali menguatnya laju USD.
Akibatnya Rupiah terkena dampaknya sehingga kembali terdepresiasi. Di sisi lain, pelaku pasar kembali panik dengan aksi jualnya sehingga IHSG kembali anjlok. Adanya sejumlah berita positif dari para emiten tampaknya tidak mampu menghalau masifnya aksi jual.
Asing mencatatkan nett sell Rp 2,69 triliun dari pekan sebelumnya nett sell Rp 5,30 triliun. Masih maraknya aksi jual membuat posisi transaksi asing menjadi net sell dimana hingga pekan kemarin membuat nilai transaksi asing tercatat jual bersih Rp 35,50 triliun di atas sebelumnya yang masih net sell Rp 32,81 triliun (YTD).
Pergerakan IHSG pada 7-11 Mei
Pergerakan IHSG di pekan depan diperkirakan akan berada pada kisaran level support 5700-5725 dan resisten 5812-5825 dibandingkan pekan sebelumnya di level support 5825-5886 dan resisten 5966-5987. Spinning berada mendekati area lower Bollinger band. MACD kembali bergerak turun. RSI, Stochastic, and William’s %R masih berada di area oversold.
Masih adanya kekhawatiran membuat IHSG kembali kehilangan kesempatan untuk dapat kembali menguat meski posisinya telah berada di area oversold. Minimnya sentimen positif yang signifikan mampu mengangkat IHSG membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi jualnya sehingga pelemahan masih terjadi. Diharapkan sentimen dari dalam negeri masih ada yang lebih positifi, terutama Rupiah yang diharapkan dapat lebih terbatas penurunannya.
Peluang rebound dapat kembali terjadi jika didukung oleh aksi beli. Meski diharapkan kembali adanya pergerakan positif namun, tetap mewaspadai juga terdapat potensi pelemahan kembali seiring masih adanya aksi jual.
Stocks pick Mingguan:
ITMG BoW di kisaran 22275-22325. Support 22300-23440. Resisten 22625-22725
BBRI BoW di kisaran 3060-3090. Support 3070-3090 Resisten 3230-3280
UNVR BoW di kisaran 45000-45175. Support 45100-45175. Resisten 45500-45850
MARK Trading buy selama dapat bertahan di atas kisaran 1685. Support 1670-1685. Resisten 1730-1735
PTRO Trading buy selama dapat bertahan di atas 1730. Support 1710-1730. Resisten 1815-1850