Jakarta-TAMBANG. Tiga proyek minyak dan gas bumi (migas) telah mulai berproduksi pada Semester Pertama Tahun 2015. Ketiga proyek tersebut adalah Pelikan, Blok Natuna A dengan operator Premier Oil Natuna Sea B.V; Bukit Tua, Blok Ketapang dengan operator Petronas Carigali Ltd.; dan Senoro Gas, Blok Senoro-Toili yang dioperatori JOB Pertamina-Medco E&P Tomori.
“Total kapasitas fasilitas produksi tiga proyek tersebut adalah 31.000 barel per hari dan 480 juta kaki kubik per hari,” kata Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Elan Biantoro di Jakarta, Kamis (9/7).
Menurutnya, sejak produksi pertama (onstream), secara bertahap produksi ketiga proyek tersebut terus meningkat. Dicontohkan Proyek Bukit Tua, saat ini tingkat produksinya sebesar 5.500 barel minyak per hari. Produksi puncak sebesar 20.000 barel minyak per hari baru dicapai pada tahun 2016.
Pada Semester Kedua 2015, SKK Migas menargetkan selesainya sembilan proyek dengan total kapasitas produksi sebesar 193.000 barel per hari dan 500 juta kaki kubik per hari. “Untuk mendukung pencapaian target produksi migas nasional,” katanya.
Sebagai informasi, per 30 Juni 2015, lifting minyak bumi tercatat sebesar 763.600 barel per hari atau 92,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar 825.000 barel per hari. Lifting gas bumi sebesar 6.587 juta kaki kubik per hari atau 96,4 persen dari target 7.079 juta kaki kubik per hari. Secara total, lifting migas sebesar 1,94 juta barel setara minyak per hari atau 94,8 persen dari target sebanyak 2,045 juta barel setara minyak per hari.
Meski demikian, Elan mengatakan SKK Migas tetap optimis target lifting minyak yang tercantum dalam APBN-P masih dapat dicapai dengan adanya peningkatan produksi, termasuk dari Lapangan Banyu Urip dan Bukit Tua. “Dengan adanya tambahan produksi ini, kami optimis target APBN-P dapat tercapai,” ujarnya.
Elan menambahkan, satu proyek yakni Sintong Offloading Facility, Blok Mosesa dengan operator EMP Tonga yang memiliki kapasitas produksi 2.000 barel per hari sedang dibahas ulang keekonomiannya di tengah penurunan harga minyak dunia.
“Proyek lainnya relatif sesuai jadwal,” katanya.
Contohnya, proyek South Mahakam Development 3 dengan operator Total E&P Indonesie yang memiliki kapasitas produksi 1.800 barel per hari dan 120 juta kaki kubik per hari. Saat ini dalam tahap pengeboran pengembangan, dan diperkirakan mulai produksi pada kuartal III. Proyek terbesar tahun ini adalah Banyu Urip Blok Cepu dengan operator ExxonMobil Cepu Ltd.
Per Juni produksi berada diangka 83.534 barel per hari. Mulai Agustus produksi meningkat menjadi 149.000 barel per hari, dan terus meningkat hingga 205.000 barel per hari pada November 2015.