Jakarta,TAMBANG. Di tengah pembahasan terkait divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI), kinerja operasional dan keuangan perusahaan ini tetap positif. Ini terlihat dari laporan kinerja Freeport-McMoRan Inc kuartal II dan Semester II yang dirilis.
Dari sisi kinerja operasional, dalam tiga bulan kedua, PT Freeport Indonesia membukukan penjualan tembaga sebesar 347 juta pound. Sementara penjualannya sebesar 316 juta pound. Jika diakumulasi dalam enam bulan pertama tahun ini maka produksi tembaga mencapai 658 juta pound. Sedangkan penjualan sebanyak 635 pound.
PTFI juga memproduksi emas dimana sepanjang semester I tahun ini produksi emas perseroan sebesar 1.335 ounce dengan penjualan sebanyak 1.274 juta ounce. Terjadi kenaikan lebih dari 100 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 sebanya 604 ribu ton. Khusus dikuartal II tahun ini, produksi emasnya mencapai 740 ribu ounce dan penjualan sebanyak 671 ribu ounce.
Selain itu, kinerja positif PTFI juga ditopang oleh harga rata-rata emas yang dalam enam bulan pertama tahun ini diangka USD1.291 per ounce. Ini yang membuat pendapatan dari penjualan emas mencapai USD1,64 miliar.
Sementara harga rata-rata tembaga dalam enam bulan pertama tahun ini diangka USD3,07 per pounds. Dari penjualan tembaga ini, PTFI berhasil meraih pendapatan senilai USD1,94 miliar. Sehingga jika diakumulasi dari keduanya, total pendapatan Freeport dari komoditi emas dan tembaga mencapai USD3,58 miliar.
Masih dalam laporan tersebut dijelaskan ppenjualan konsolidasi PTFI di kuartal II mencapai 316 juta pound tembaga dan 671 ribu ounce emas. Capaian ini lebih tinggi dari kuartal kedua 2017 dimana penjualan tembaga sebesar 247 juta pon tembaga dan penjualan emas sebanyak 427 ribu ounce emas.
Meski demikian dijelaskan bahwa karena bakal ada transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah, produksi PT-FI diperkirakan akan turun signifikan pada 2019 dan 2020.
Juga diterangkan pada FCX dan PT Freeport Indonesia (PT-FI) telah menandatangani HoA yang tidak mengikat dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum) dan Rio Tinto. Intinya para pihak sepakat untuk membangun kemitraan jangka panjang baru antara FCX, Inalum dan Pemerintah Indonesia.
Freeport-McMoRan dalam laporannya menyebutkan, penambangan yang dilakukan Freeport Indonesia di tambang terbuka Grasberg saat ini masuk tahap akhir yang mengandung kadar bijih tembaga dan emas yang tinggi. Setelah itu, pada 2019-2020 produksi emas dan tembaga dari tambang terbuka akan lebih rendah dibanding tahun ini.
Freeport pun berharap tetap menambang bijih dari tambang terbuka hingga beralih ke tambang bawah tanah Grasberg Block Cave pada semester pertama 2019.
Freeport memiliki beberapa proyek di distrik mineral Grasberg terkait dengan pengembangan ore body di bawah tanah yang berskala besar, berumur panjang, dan tinggi. Secara agregat, proyek tersebut dapat menghasilkan produksi tembaga dan emas skala besar setelah transisi dari lubang terbuka Grasberg. Kemajuan substansial telah dibuat untuk mempersiapkan transisi ke penambangan tambang bawah tanah Grasberg Block Cave
Richard C. Adkerson, Presiden dan Chief Executive Officer menjelaskan bahwa pihaknya telah mencapai kemajuan penting selama kuartal kedua ini untuk mencapai struktur kemitraan jangka panjang yang baru dengan pemerintah Indonesia. “Kami tetap fokus pada penyelesaian negosiasi dan dokumentasi perjanjian definitif untuk memulihkan stabilitas jangka panjang untuk operasi Grasberg kami,”terang Richard.