Jakarta, TAMBANG – Laju indeksa saham Asia berbalik melemah setelah BoJ menyampaikan akan adanya pertemuan moneter di pekan ini.
Pengamat Pasar Modal dari Analis Efek Indonesia (AEI) Reza Priyambadha, menganalisis, Nikkei melemah dengan tekanan pada saham-saham utilitas, energi, dan farmasi. Kospi variatif melemah dengan dukungan saham-saham teknologi namun, juga diimbangi dengan kenaikan pada saham-saham otomotif dan manufaktur.
Sejumlah indeks saham China, juga melemah dengan tekanan pada saham-saham teknologi, konsumer, dan lainnya. Kondisi bursa saham Asia tidak jauh berbeda dengan konisi bursa saham AS sebelumnya dimana adanya rilis positif dari pertumbuhan GDP AS di angka 4,1 persen diimbangi oleh rilis kinerja Intel dan Twitter, yang mengalami penurunan. Sehingga menyeret saham-saham teknologi dan sejumlah saham lainnya ke zona merah.
Untuk zona Eropa, adanya sejumlah rilis kinerja dari para emiten yang kurang baik menghambat tren penguatan yang terjadi. Akibatnya laju sejumlah indeks saham Eropa bergerak melemah. Indeks pan-European Stoxx 600 melemah 0,30 persen dengan tekanan hampir seluruh sektor, terutama sektor basic resources yang berbalik melemah setelah mengalami kenaikan sebelumnya.
Sektor teknologi juga mengalami penurunan setelah terimbas pelemahan sejumlah saham teknologi di bursa saham AS. Pelemahan kedua sektor tersebut berimbas pada sejumlah sektor lainnya. Selain itu, pelaku pasar juga mencermati langkah Inggris dalam mengantisipasi Brexit, seiring dengan adanya euro clearing activities oleh Lembaga Kliring Inggris dan diskusi terbuka dengan China untuk membahas kerjasama dagang pasca Brexit nanti.
Sementara di pasar AS, pelemahan saham-saham teknologi masih berlanjut pada bursa saham AS sehingga membuat laju bursa saham AS masih kembali melemah. Di sisi lain, pelaku pasar menantikan pertemuan antara Kanada, Uni Eropa, Jepang, Meksiko, dan Korea Selatan untuk membahas pengenaan tarif terhadap barang-barang impor dari negara-negara tersebut ke AS.
IHSG Bergerak Positif
Sementara itu, pergerakan IHSG kembali melanjutkan pergerakan positifnya meski dibarengi dengan pelemahan sejumah indeks saham Asia yang menantikan kebijakan baru dalam pertemuan BoJ.
Kembali menguatnya Rupiah yang dibarengi dengan aksi beli asing membuat IHSG mampu bertahan di zona hijaunya. Pelaku pasar pun memanfaatkan kondisi tersebut dengan kembali melalukan aksi beli, terutama pada sejumlah emiten berkapitalisasi besar. Tak ketinggalan, sentimen akan dirilisnya kinerja emiten semesteran di akhir bulan ini dan sejumlah sentimen lainnya secara sektoral cukup membantu IHSG kembali menguat.
Pergerakan IHSG kembali masuk ke target resisten di kisaran 6002-6028 seiring bertahannya aksi beli pelaku pasar.
Reza memprediksikan pada perdagangan Selasa (31/7), IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5992-6002 dan resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6043-6057. Pergerakan IHSG yang berhasil menyentuh level 6000an, patut diapresiasi meski tidak diikuti pergerakan positif dari sejumlah bursa saham Asia.
“Pergerakan Rupiah yang mampu menguat dan adanya sejumlah berita-berita positif emiten turut menopang IHSG, diharapkan dapat kembali bertahan sehingga IHSG mampu kembali melanjutkan pergerakan positifnya. Meski demikian, tetap mewaspadai terhadap sentimen-sentimen yang dapat membuat IHSG kembali melemah, terutama jika aksi profit taking mulai ada,” kata Reza Priyambadha.