Jakarta, TAMBANG – Laju dollar Amerika (USD) semakin naik, setelah terjadinya kisruh politik di Italia memberikan imbas negatif pada pergerakan euro (EUR), juga Rupiah yang diestimasikan akan bergerak pada kisaran support Rp14.092 dan resisten Rp14.080 per dollar AS (USD).
Binaartha Institutional Research, pada Kamis (17/5) menganalisis, adanya pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa reformasi fiskal perlu dilakukan terus-menerus, karena APBN yang sehat merupakan salah satu alat untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan, tampaknya tidak banyak digubris pelaku pasar.
Di sisi lain, perbaikan yang terjadi pada ekonomi AS memberikan ruang yang cukup bagi terapresiasnya laju USD. Bahkan kenaikan 8,7 persen jumlah utang luar negeri yang tercatat di BI direspon negatif pelaku pasar.
Minimnya sentimen positif di dalam negeri membuat peluang kenaikan pada Rupiah cenderung turun. Ditambah dengan pergerakan USD yang masih bertahan positif makin menutup peluang Rupiah, untuk berbalik positif.
Tidak hanya itu, antisipasi akan rilis suku bunga acuan Bank Indonesia turut menahan laju Rupiah. Suku bunga acuan diperkirakan masih akan tetap. Jikapun berubah maka hanya sebesar 25 bps untuk menjaga kondisi moneter dan perbankan nasional. Untuk itu, tetap mewaspada berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah.