Jakarta, TAMBANG – PT RMK Energy Tbk (RMKE) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sepakat untuk meningkatkan kapasitas loading batu bara PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE). Ini tertuang dalam kelanjutan kerja sama jangka panjang antara TBBE dan KAI hingga tahun 2032.
Direktur Utama Perseroan, Vincent Saputra mengatakan kerja sama jangka panjang ini mendukung RMKE mencapai target jangka panjang yakni 20 juta mt volume angkutan jasa batu bara ke depannya.
Selain meningkatkan kapasitas loading batu bara pada anak usaha TBBE, RMKE juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa tambang potensial di area Sumatera Selatan salah satunya PTBA dan ditargetkan dapat terealisasi pada tahun 2025 sehingga kapasitas loading TBBE tersebut dapat ditingkatkan utilisasinya.
“Dengan kolaborasi bersama KAI dan beberapa tambang potensial di Sumatera Selatan, kami telah mempersiapkan perencanaan kinerja gemilang yang akan dicapai pada tahun 2025,” ucap Vincent dalam keterangan resmi, dilansir Selasa (27/8).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional Perseroan, William Saputra juga menambahkan, selain mempersiapkan kinerja gemilang pada tahun 2025, kinerja operasional RMKE juga telah menunjukkan perbaikan pada 2Q 2024 dan berlanjut pada bulan Juli 2024. RMKE telah membukukan volume muatan tongkang sebesar 4,7 juta mt batu bara hingga periode Juli 2024, atau menurun sebesar 9,7% YoY.
Namun, penurunan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan penurunan yang terjadi pada 1Q 2024 yang sempat mencapai 27,4% YoY. Kinerja pada 2Q 2024 dan bulan Juli tahun ini telah mengurangi penurunan volume yang sempat terjadi pada 1Q 2024.
“Kami sangat optimistis untuk dapat menjaga pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan yang berkelanjutan dengan peningkatan kapasitas loading batu bara di TBBE serta potensi revenue generator baru yang berasal dari ekspansi usaha RMKE di Jambi ke depannya,” tambah William.
Pada perjanjian kerja sama ini, TBBE dan KAI sepakat untuk meningkatkan kapasitas loading batu bara di stasiun muat Gunung Megang yang sebelumnya sebesar 1 juta mt menjadi 4 juta mt pada tahun 2025. Selain meningkatkan kapasitas loading kereta TBBE, para pihak juga menambahkan satu rute baru pengangkutan batu bara.
Sehingga, TBBE dapat mengangkut batu bara dari 2 rute yakni Stasiun Gunung Megang menuju Stasiun Simpang dan Stasiun Tanjung Enim Baru (stasiun muat baru) menuju Stasiun Simpang. Kedua rute tersebut memiliki jarak masing-masing sepanjang 111 km dan 147 km. Pengguna jasa angkutan batu bara dengan kereta api ini akan dikenakan tarif pengangkutan yang akan dipengaruhi harga bahan bakar dan Indonesia Coal Price Index (ICI).
Peningkatan kapasitas loading dan rute kereta ini diharapkan akan meningkatkan volume unloading kereta RMKE di Stasiun Simpang dan loading tongkang RMKE di Pelabuhan Keramasan. Stasiun Simpang merupakan stasiun akhir pembongkaran kereta batu bara yang terintegrasi dengan Pelabuhan Keramasan, kedua fasilitas logistik batu bara ini merupakan aset milik RMKE.
Volume unloading kereta milik RMKE akan meningkat sejalan dengan peningkatan kapasitas loading batu bara yang disediakan KAI pada tambang in-house TBBE. Pada tahun 2024, KAI menyediakan kapasitas kereta menuju Stasiun Simpang sebanyak 17 kereta/hari atau setara dengan muatan angkutan sebesar 17 juta mt batu bara per tahun.
Realisasi bongkaran kereta di Stasiun Simpang RMKE masih sebesar 11 juta mt batu bara pada tahun 2023 atau masih underutilized sebesar 65,4% karena adanya kendala operasional yang dialami oleh RMKE pada 4Q 2023 dan cuaca yang kurang mendukung pada 1Q 2024 yang menyebabkan turunnya produksi tambang-tambang di Sumatera Selatan.
Ke depannya, KAI berpotensi meningkatkan kapasitas maksimum angkutan batu bara menuju stasiun simpang sebesar 26 KA/hari dengan peningkatan sarana dan prasarana di stasiun muat TBBE dan di stasiun muat lainnya yang merupakan pelanggan KAI.
RMKE Akuisisi 3 Tambang Batu Bara di Jambi, Nilai Transaksi Sebesar Rp 1,3 Triliun