Jakarta,TAMBANG,- Rio Tinto dan Sumitomo Corporation akan membangun pabrik hidrogen pertama di Gladstone sebagai bagian dari program senilai A$111,1 juta yang ditujukan untuk menurunkan emisi karbon dari proses pemurnian alumina. Program Percontohan Kalsinasi Hidrogen Yarwun telah menerima lampu hijau setelah dorongan dana bersama sebesar A$32,1 juta dari Australian Renewable Energy Agency (ARENA) dibawah pemerintah federal.
Program ini ditujukan untuk mendemonstrasikan kelayakan penggunaan hidrogen dalam proses kalsinasi, di mana alumina terhidrasi dipanaskan hingga suhu hingga 1.000 derajat Celcius. Program ini melibatkan pembangunan pabrik hidrogen di kilang dan retrofit peralatan pemrosesan kilang. Jika berhasil, program ini dapat membuka jalan bagi adopsi teknologi dalam skala global.
Managing Director Rio Tinto Aluminium Pacific Operations Armando Torres menjelaskan bahwa pabrik percontohan ini merupakan langkah penting dalam menguji apakah hidrogen dapat menggantikan gas alam di kilang alumina Queensland. “Di Rio Tinto kami telah menempatkan transisi energi sebagai inti dari strategi bisnis kami, dan ini adalah salah satu cara kami bekerja untuk menghilangkan karbon dalam operasi kami. Kami bangga dapat mengembangkan teknologi baru ini di Gladstone, bermitra dengan Sumitomo Corporation, dan dengan dukungan dari ARENA.”ujar Armando.
Dijelaskan pula bahwa proyek ini akan terdiri dari pembangunan elektroliser 2,5MW di lokasi untuk memasok hidrogen ke kilang Yarwun dan retrofit sebagai salah satu dari empat kalsiner Yarwun. Darinya diharapkan dapat beroperasi sewaktu-waktu dengan pembakar hidrogen. Uji coba ini diharapkan menghasilkan setara dengan sekitar 6.000 ton alumina per tahun sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida Yarwun sekitar 3.000 ton per tahun.
Mengubah seluruh pabrik menjadi hidrogen hijau dapat mengurangi emisi hingga 500.000 ton per tahun, yang setara dengan menghilangkan sekitar 109.000 mobil bermesin pembakaran internal dari jalanan.
Direncanakan konstruksi akan dimulai pada tahun 2024. Pabrik hidrogen dan calciner diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2025.
Sumitomo Corporation akan memiliki dan mengoperasikan elektroliser di lokasi Yarwun dan memasok hidrogen ke Rio Tinto secara langsung. Elektroliser akan memiliki kapasitas produksi lebih dari 250 ton hidrogen per tahun.
Direktur Inisiatif Inovasi Energi Perusahaan Sumitomo, Seiji Kitajima menjelaskan pihaknya sangat senang dapat mewujudkan proyek hidrogen ini bersama dengan Rio Tinto sebagai mitra jangka panjang kami dengan dukungan ARENA. “Mendemonstrasikan penerapan hidrogen di dunia nyata dalam lingkungan industri dengan mitra yang termotivasi sangat penting untuk mengurangi emisi karbon dan bekerja menuju visi perusahaan kami untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Melalui demonstrasi ini, Sumitomo Corporation bertujuan untuk terjun ke proyek komersialisasi untuk berkontribusi pada Rio dekarbonisasi Tinto.”ungkap Seiji.
Dilanjutnyan lagi “Sumitomo Corporation bangga dapat mengerjakan proyek hidrogen lainnya di Australia dan berkontribusi pada tujuan pengurangan emisi Australia .”pungkasnya.
Pabrik percontohan ini mengikuti kesuksesan studi kelayakan senilai A$1,2 juta yang didanai bersama oleh Rio Tinto dan ARENA yang diumumkan pada tahun 2021. Rio Tinto berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050 dan memiliki target untuk mengurangi emisi Lingkup 1 & 2 sebesar 50% pada tahun 2030 dari level 2018.